HIDUPKATOLIK.COM— Kej.15: 1-12.17-18; Mzm.105: 1-2.3-4.6-7.8-9; Mat 7: 15-20.
PERUMPAMAAN tentang pohon dan buah di dalam perikop hari ini melukiskan bagaimana suatu tindakan dihasilkan dalam kehidupan seorang manusia. Pertama, tindakan manusia pada umumnya tidak terjadi begitu saja. Keseluruhan rencana, motivasi, dan kehendak manusia pertama-tama dikonstruksi di dalam diri manusia sebelum sampai kepada “buah” dari tindakan tersebut. Untuk menghasilkan buah yang baik, maka setiap pengikut Yesus perlu memastikan bahwa keseluruhan proses internal ini berasal dari satu sumber kebenaran sejati yaitu Allah sendiri. Kedua, Yesus menyinggung titik kritis dari proses internal ini yaitu jika kebenaran yang menjadi dasar pertimbangan itu bukan berasal dari
Allah melainkan nubuat palsu. Berbeda dari utusan Tuhan yang sejati, para nabi palsu tidak mengungkapkan kehendak atau rencana Allah. Mereka menubuatkan apa yang menjadi keinginan manusiawi sehingga entah itu nilai kebenaran maupun pemenuhan nubuat itu sendiri tidak mendapatkan jaminan kepastian. Bahkan keberadaan nabi palsu itu memberikan dampak buruk bagi pengikut Yesus karena dapat melencengkan seseorang dari iman, kasih, dan pengharapan yang benar kepada Allah. Oleh sebab itu, para pengikut Yesus harus menyatakan ketegasan untuk menolak klaim kebenaran palsu ini dengan cara tidak memberikan ruang bagi bertumbuhnya pengaruh-pengaruh yang jahat ini mulai dari tahapan pertimbangan, keputusan, dan tindakan.
Romo Marianus Oktavianus Wega, Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma