web page hit counter
Jumat, 15 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Keuskupan Sibolga: Menjadi Gereja Mandiri, Solider, dan Membebaskan

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Melalui dua kali sinode, Keuskupan Sibolga telah merumuskan arah dasar pastoral. Harapannya, visi itu terwujud dalam penggembalan uskup yang baru.

Prefektur Apostolik Sibolga secara resmi berdiri, terpisah dari Vikariat Apostolik Medan, pada tanggal 17 November 1959. Pada tanggal 18 November 1980, Prefektur Apostolik Sibolga ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan. Prefek Apostolik Anicetus Bongsu Sinaga ditetapkan sebagai Uskup yang pertama dan ditahbiskan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1981 di Roma.

Masyarakat Majemuk

Keuskupan Sibolga terletak di pesisir pantai Barat Sumatera Utara, meliputi wilayah Tapanuli bagian tengah: Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah,  Kabupaten Aceh Singkil, juga mencakup daratan Tapanuli wilayah Selatan yakni Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing-Natal (Madina), Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Angkola-Sipirok, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara. Ditambah kepulauan Nias yang terdiri dari Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara. Jumlah umat Katolik di semua wilayah ini, berdasarkan Statistik tahun 2020 adalah 198.871 jiwa, sebagian besar berada di Dekanat Nias yakni 140.192 jiwa dan 58.679 jiwa di Dekanat Tapanuli. Keuskupan Sibolga memiliki 23 paroki serta 1 kuasi paroki, 7 paroki di Dekanat Tapanuli dan 14 paroki di Dekanat Nias.

Baca Juga:  KWI Menyatakan Keprihatinan Mendalam atas Bencana Alam Erupsi Lewotobi

Kelompok etnik terbesar di Keuskupan Sibolga adalah Nias dan Batak ditambah etnik China, Jawa, dan beberapa etnik lain. Mata pencaharian umat sebagian besar adalah petani dan nelayan, di mana jenis pertanian yang dominan adalah budidaya tanaman komoditas seperti sawit, karet dan coklat.

Misionaris Kapusin

Karya misi di wilayah Keuskupan Sibolga dimulai oleh para misionaris dari Ordo Fransiskan Kapusin (OFM Cap) dari Belanda, Jerman dan Tyrol. Karya ini kemudian dilanjutkan oleh para imam Kapusin bersama imam-imam Diosesan, Xaverian (sampai tahun 1998), SVD dan OSC. Para imam dibantu oleh satu tarekat laikal pria, Frater CMM dan sepuluh tarekat suster yakni SCMM, OSF Reute-Sibolga, KSFL, FCJM, OSC Cap (Klaris), ALMA, SDC, SFI dari Filipina, CB, OSU.

Baca Juga:  IFTK Ledalero, Komisi JPIC SVD, dan Mitra Menggalang Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Terdampak Erupsi Lewotobi
Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap (Foto: Dok.HIDUP)

Ada pun para gembala yang memimpin Prefektur Apostolik Sibolga/Keuskupan Sibolga sejak awal berdiri hingga sekarang adalah Prefek Apostolik Uskup Gratianus Grimm, OFMCap (1960-1969), Administrator Apostolik P. Bernard Willing OFMCap (1971-1978), Prefek Apostolik P. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap (1978-1980), Uskup Anicetus Bongsu Sinaga, OFM Cap (1981-2004), Administrator Diosesan P. Barnabas Winkler, OFMCap (2004-2007), Uskup Ludovicus Simanullang, OFMCap (2007-2018), Administrator Apostolik Uskup Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap (2018-2020), Administrator Diosesan P. Sebastian Sihombing, OFMCap (2020-2021), Uskup Fransiskus Tuaman Sinaga, Pr, ditetapkan Takhta Suci Vatikan 6 Maret 2021.

Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap (Foto: Dok. HIDUP)

 

Manifesto Pastoral

November 2009, Keuskupan Sibolga di bawah kepemimpinan alm. Uskup Ludovicus Simanullang, OFM Cap mengadakan Sinode I sekaligus merayakan Yubileum 50 tahun Prefektur Apostolik/Keuskupan Sibolga. Dalam sinode itu dirumuskan Visi Keuskupan Sibolga yaitu “Gereja Mandiri, Solider, dan Membebaskan” yang merupakan kontekstualisasi manifesto pastoral Yesus Kristus dalam Lukas 4:18-19: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Baca Juga:  Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat: Menjadi Kumpulan Orang Pilihan
Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga

Dipandu oleh visi ini Keuskupan Sibolga bertekad menjadi Gereja yang memberdayakan melalui pelayanan pastoral yang holistik, melampaui pelayanan kultis yang sudah mapan. Visi itu dikukuhkan kembali pada Sinode II tahun 2015 dan hingga saat ini komunitas Gereja Keuskupan Sibolga berupaya meraih visi itu melalui Renstra Pastoral yang dihasilkan Sinode.

Elvina Simanjuntak, Sekretaris Program Pusat Pastoral Keuskupan Sibolga

HIDUP Edisi No.24, Tahun ke-75, Minggu, 13 Juni 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles