web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bunda Maria Selalu Menolong di Tengah Pandemi Covid-19

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Pandemi Covid-19 sungguh membawa penderitaan bagi umat manusia. Ada kecemasan dan ketakutan yang luar biasa. Berbagai teori dan spekulasi ilmiah, yang rasional sampai pada yang irasional dihadirkan untuk mencari tahu penyebab sekaligus menjadi solusi mengatasinya.

Umat beriman pun mencari perlindungan pada Tuhannya karena merasa bahwa pandemi Covid-19 ini sudah terlalu luar biasa, dan dirasakan sepertinya kekuatan manusia tidak bisa mengatasinya. Tuhan diminta supaya segera hadir dan menyelamantkan umant-Nya. Syukurlah dalam Gereja Katolik, kita mempunyai seorang Bunda Penolong Abadi  atau Bunda Selalu Menolong, yang selalu membuka mantol kasih dan kerahimannya untuk melindungi kita.

Selalu Hadir

Ikon Maria Bunda Selalu Menolong berasal dari Pulau Kreta. Ikon yang telah banyak membuat mukjizat di Pulau Kreta itu dicuri dan diselundupkan di antara barang-barang oleh seorang saudagar menuju Roma. Setelah tiba di Roma, saudagar tersebut terserang penyakit yang membahayakan jiwanya. Dalam sakrat mautnya ia memanggil temannya dan menceritakan banyak hal berkaitan dengan ikon Maria Bunda yang diselundupkannya tersebut. Dari mulut saudagar tersebut diketahui juga bahwa ikon yang sama telah menyelamatkannya dari serangan badai pada saat perjalanan menuju Roma. Ia lalu meminta temannya itu untuk menyerahkan ikon tersebut ke pangkuan Gereja supaya Maria, melalui gambar ini banyak mendapat penghormatan.

Jauh setelah itu, Paus Pius IX meminta kepada Serikat Redemptoris (C.Ss.R) untuk memperkenalkan Maria Buda Selalu Menolong ke seluruh dunia. Sejak itu, devosi kepada Bunda Maria Selalu Menolong  semakin mendapat tempat di hati umat, dan banyak mendatangkan mukjizat.

Gambar Bunda Maria ini mengandung makna dan nilai teologis yang sangat dalam. Gambar ini bukan hanya mempersatukan Maria dengan Kanak-kanak Yesus, tetapi juga dengan karya keselamatan yang dilaksanakan Yesus. Tampak Malaikat Mikhael memegang alat sengsara, yaitu tombak yang menembus hati Yesus, dan bunga karang yang dicucukkan pada sebatang hisob. Malaikat Gabriel memegang salib seperti yang biasa dalam Gereja Timur.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Tampak pula Kanak-kanak Yesus mengarahkan pandangan-Nya kepada salib. Sandal yang terlepas dari kaki kanan Yesus menggambarkan kesiapsediaan untuk menjalankan tugas perutusan. Kedua tangan Yesus memegang ibu jari Maria. Pada Bunda Maria, Kanak-kanak Yesus mendapat perlindungan. Bunda Maria tidak memandang Kanak-kanak Yesus, melainkan memandang kita yang datang kepadanya. Tangan kanan Maria menunjuk pada Kanak-kanak Yesus. Dengan ini Maria mau menyatakan bahwa sengsara Yesus karena kita dan untuk kita. Mahkota di atas kepala Kanak-kanak Yesus dan Maria mengungkapkan bahwa Yesus dan Maria dipermuliakan dalam Kerajaan Surga

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa, makna teologis dari Gambar Bunda Maria Selalu Menolong itu sendiri adalah makna soteriologis, Bunda Maria menyediakan dirinya untuk menerima setiap anaknya yang datang padanya dan memohon pertolongannya. Ia berperan dalam sejarah keselamatan manusia.  Dan karena peranannya begitu besar itu, ia juga menjadi bunda pengantara kita.

Melalui dan dalam Maria kita memperoleh keselamatan dari Allah dalam diri Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari Perawan Maria. Peranannya dalam sejarah keselamatan begitu penting oleh karena keterpilihannya menjadi seorang Co-Redemtriks (Rekan Penebusan).

Bunda Maria dipilih dan dirahmati secara khusus oleh Allah untuk melahirkan Putra-Nya. Rahmat yang diperoleh Maria semata-mata karena jasa Yesus Kristus. Maria mengambil bagian secara penuh dalam karya keselamatan Allah bagi manusia, karena melalui dialah, Juru Selamat dilahirkan. Karenanya ia menjadi Bunda Allah sekaligus sebagai Bunda Gereja, sebagai ibu yang mempunyai rasa cinta yang besar terhadap Gereja. Kelembutan hati dan kedekatannya kepada Allah, membuat dia menjadi tempat bagi kita anak-anaknya untuk datang memohon bantuan melalui doa-doanya seperti dalam situasi yang mencekam saat ini, wabah virus korona yang terus mengganas.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Berdevosi di Tengah Pandemi

Di tengah pandemi Covid-19 ini, baiklah juga kita datang pada Bunda Maria Selalu Menolong dalam doa dan Novena Abadi untuk meminta pertolongan dan perlindungannya.  Sudah  terlalu banyak mukjizat,  kisah kerahiman dan kasih Bunda Maria Selalu Menolong kepada mereka yang datang padanya dan memohon doanya. Dia selalu hadir dalam seluruh kesulitan hidup kita dan membantu kita dengan doanya (Yoh 2:1-11). Keyakinan Gereja akan perannya dalam sejarah keselamatan inilah melahirkan banyak devosi kepada Maria.

Sebagaimana kisah mukjizat di Kanna berkat “doa” Bunda Maria, kita pun bisa mengalami mukjizat dalam situasi seperti sekarang ini, di mana wabah pandemik corona yang membawa kita pada kecemasan dan ketakutan yang luar biasa, kita datang pada Bunda Maria dan memohonkan doanya. Dalam situasi yang demikian ini pula, kita bisa berguru iman pada Bunda Maria, yang percaya total akan kuat kuasa Allah yang sanggup menyelamatkan.

Bunda Maria adalah guru iman karena dalam segala ketakutan dan kecemasannya akan hukuman sosial, saat mengetahui dirinya mengandung dari Roh Kudus, dia memutuskan untuk menyerahkan semua rasa cemas dan takutnya itu pada Allah. Kepasrahannya yang total kepada rencana dan kehendak Allah menjadikan dia sangat berkenan di hadapan Allah. Ia adalah makhluk yang paling sempurna dari semua ciptaan. Bunda Maria adalah model iman yang harus diteladani, iman penuh penyerahan, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” (Luk. 1:38) Maria adalah contoh dan teladan Geraja yang ulung (LG.53).

Kita pun dalam situasi yang seperti sekarang ini, selain meminta bantuan dari Bunda Maria Selalu Menolong supaya membantu kita dengan doa-doanya, dan melindungi kita di bawah mantolnya yang kudus, kita pun perlu berguru dan belajar dari teladan imannya yang luar biasa. Ketakutan  dan kecemasan, justru membuat dia semakin intim menjalin relasi dengan Allah. Bunda Maria tidak lari dari yang sedang terjadi dalam dirinya. Dia memilih pasrah karena yakin akan  semua rencana Allah yang tidak selalu dipahaminya. Bunda Maria dengan demikian memegang peranan penting dalam kehidupan menggereja.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Gereja menempatkan posisi Maria sangat istimewa dalam kehidupan berimannya. Dia adalah orang kudus terbesar melebihi para kudus lainnya kerena perannya sangat besar dalam sejarah keselamatan. Karena perannya ini, ia juga menjadi Bunda pengantara yang menyambungkan segala keluh-kesah dan doa kita kepada Putranya. Bila Maria ditempatkan dalam konteks keseluruhan sejarah keselamatan, maka Maria tidak dapat menjadi figur isolatif, tetapi figur yang terkait dengan misteri-misteri iman kristiani lainnya (Pasi. 2016).

Maria dipahami sebagai pribadi yang ikut dan berperan dalam sejarah keselamatan sejauh dia dikaitkan dengan misteri keselamatan yang ada dalam diri Putranya. Dengan demikian bisa dikatakan, kualitas keselamatan yang ada pada diri Maria hanya dipahami bila pemahaman  kita tentang Maria berpusat pada pribadi Yesus itu sendiri. Pribadi Yesus meungkinkan semua misteri keselamatan dalam diri Maria. Dan inilah perspektif yang ditawarkan oleh Konsili dalam memahami Maria. Dalam teologi, perspektif ini disebut nexus mysteriorum. Perspektif ini terungkap dengan baik dalam pemilihan judul Lumen Gentium bab VIII. Di sana Maria dipresentasikan dalam kaitannya dengan misteri Kristus dan misteri Gereja, dan kedua misteri itu merupakan bagian utuh dari sejarah keselamatan

Marilah kita datang kepada Bunda Maria Selalu Menolong dalam doa dan devosi, memohon padanya supaya dilindungi dan dibebaskan dari wabah korona  yang sampai sekarang ini belum juga berakhir. Tuhan lebih besar dari segala petaka dan bencana yang ada dan yang sedang terjadi.

Pastor Donny Kleden, CSsR, Menyelesaikan Studi S2 Antopologi di UGM

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles