web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kisah Maria Penolong Abadi dari Pulau Kreta

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SUATU kali seorang ibu bertolak ke Singapura. Ia merupakan devosan Bunda Maria Penolong Abadi. Ketika ia di Singapura, ia masuk ke sebuah gereja di mana ikon atau lukisan Bunda Penolong Abadi di simpan.

Ketika itu, ia berdoa melalui perantara Bunda Maria Penolong Abadi untuk  suami dan anaknya yang berada di Indonesia agar selalu dilindungi. Malam harinya, ia mendapat kabar dari suaminya bahwa anaknya mengalami kecelakaan, mobilnya ditimpa sebuah pohon besar kemudian hancur. Namun yang membuat lega, anaknya selamat.

Hari berikutnya, ia kembali ke gereja tersebut  dan memanjatkan syukur kepada Tuhan dan Bunda Maria Penolong Abadi yang telah menyelamatkan anaknya. Selagi ia berdoa, suami telepon bahwa mobil dirinya baru saja ditabrak dari belakang dan kondisi mobilnya peyot. Sekali lagi ia menemukan kelegaan bahwa suaminya dalam keadaan baik-baik saja.

Dari pengalamannya, ibu itu yakin bahwa semua adalah pertolongan Bunda Maria. Ia semakin bersyukur bahwa Bunda Maria selalu mendengarkan ketika minta pertolongan. Pengalamn ini diceritakan ketika Retret online Maria Bunda Penolong Abadi.

Punya Seorang Penolong

Retret Maria Bunda Penolong Abadi merupakan salah satu tema retret yang sudah diprogramkan untuk program tahunan Rumah Retret Lembah Karmel, Cikanyere, Jawa Barat. “Pada bulan September 2020 kami sudah menyusun program tahunan untuk program retret 2021. Secara Retret semacam ini, pertama kali kami buat pada tahun 2006. Kemudian beberapa tahun berikutnya kami adakan lagi. Tidak setiap tahun kami ambil tema ini. Kami biasanya adakan pada bulan Mei atau Oktober. Karena pandemi, kami mengadakan retret ini secara online,” jelas salah satu anggota Tim Pelayanan Rumah Retret Lembah Karmel, Romo Athanasius, CSE yang kerap disapa Romo Athan.

Pada kesempatan yang sama, anggota tim pelayanan Rumah Retret Lembar Karmel sekaligus pembicara pada Retret Maria Bunda Penolong Abadi, Suster M. Alexandra, P.Karm mengungkapkan bahwa retret melalui daring mempunyai tantangan tersendiri. “Biasanya kami memberi retret kepada umat face to face. Kalau daring, kami harus menciptakan suasana dan mengemas isi materi supaya tetap menarik dan dipahami oleh umat yang mengikutinya. Saya tetap menjalin komunikasi dan kontak layaknya sedang mengajar umat secara langsung,” terangnya.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Romo Athan dan Sr. Alexa mempunyai beberapa alasan mengapa retret kali ini mengambil tema Bunda Maria penolong Abadi, di antaranya agar umat menyadari bahwa sebagai orang Katolik, kita memiliki seorang penolong yang dapat membantu dalam menjalin relasi pribadi dengan Yesus. Kemudian, mereka turut membantu umat agar memiliki pengetahuan yang benar tentang Devosi kepada Bunda Maria dan mengembangkan devosi umat kepada Bunda Maria yang senantiasa menolong dengan doa-doa sucinya.

Munculnya Ikon

Dalam retret yang berlangsung Jumat, 7 Mei 2021-Minggu, 9 Mei 2021ini, Sr. Alexa menuturkan awal hadirnya Maria Bunda Penolong Abadi. Ikon (gambar) Maria Bunda Penolong Abadi diketahui dilukis oleh seorang seniman Eropa Timur. Tidak diketahui jelas kapan pastinya ikon tersebut dibuat, namun diperkirakan sekitar abad 13 atau 14 dari Pulau Kreta, Yunani. Sekolah Kreta adalah sumber dari banyak ikon yang masuk ke Eropa di 100 tahun pertengahan sampai Zaman Pencerahan.

Ikon Maria Bunda Penolong Abadi sangat terkenal pada abad pertengahan. Lukisan tersebut menceritakan ketika itu Yesus sedang bermain. Dua malaikat datang secara tiba-tiba dan membuat Yesus terkejut. Rasa terkejut dan usaha menyelamatkan diri secara tergesa-gesa tampak dari salah satu sandal-Nya yang tergantung dan hampir terlepas. Ia segera lari ke pangkuan bunda-Nya untuk mohon perlindungan. Yesus kecil terkejut ketika melihat dua utusan Tuhan itu karena diperlihatkan secara jelas salib, paku-paku, lembing dan bunga karang yang penuh cuka dan empedu. “Barang-barang ini, kita temukan ketika Yesus menderita sengsara dan akhirnya disalibkan di Kalvari. Sebagai anak kecil Yesus ketakutan dan merasa ngeri. Karena itu Ia memeluk Maria. Jari-jari-Nya gemetar dalam genggaman Bunda Maria yang memberikan rasa aman. Dengan penuh kasih keibuan Bunda Maria merapatkan kanak-kanak Yesus lebih dekat ke tubuhnya dan memberikan rasa aman,” jelas Sr. Alexa.

Sebelum akhirnya resmi ditempatkan di Gereja St. Alfonsus di Roma, lukisan tersebut dibawa oleh seorang pedagang dari Kreta yang berlayar ke Roma. Pedagang tersebut berlayar dan menyembunyikan lukisan tersebut sampai badai menghantam kapalnya. Pedagang ini teringat akan bawaannya. Ia buka bungkusnya dan nampaklah sebuah lukisan Bunda Maria Penolong Abadi. Sambil memperlihatkan lukisan Bunda Maria di tangannya ia berkata kepada semua penumpang kapal, “Mari kita berdoa mohon perlindungan Maria Bintang Laut”.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga dari Sinode ke Sinode, Terus Bertumbuh dan Berakar

Tengah mereka berlutut dan berdoa tiba-tiba langit yang tadinya gelap berawan menjadi cerah. Angin yang selama beberapa jam membuat perahu oleng mulai reda. Begitu juga gelombang laut pelan-pelan menjadi teduh. Akhirnya kapal merapat di pelabuhan Roma. Semua penumpang selamat. Lukisan ini sempat disimpan oleh seoarang pedagang, tetapi Bunda Maria menampakkan diri melalui anak gadis pedagang itu, dan meminta agar lukisan ini dipasang di sebuah gereja. Akhirnya lukisan diserahkan ke Gereja St. Alfonsus di Roma dan disimpan di sana selama kurang lebih 300 tahun. Selama itu pula tempat tersebut menjadi terkenal karena mukjizat-mukjizat yang terjadi. Pada tahun 1798, di zaman Napoleon berkuasa, para imam diusir. Salah seorang imam sempat menyimpan lukisan Bunda Penolong Abadi di sebuah kapel kecil dan lukisan itu pun terlupakan selama 70 tahun. Seorang bruder tua masih ingat riwayat lukisan itu. Ia menceritakannya kepada seorang anak kecil yang kemudian menjadi seorang imam Redemptoris. Ia menceritakannya pula kepada sesama imam hingga akhirnya berita ini terdengar juga oleh Paus. Paus memerintahkan agar lukisan tersebut diperlihatkan dan dihormati.

Pada tahun 1866 lukisan Maria Penolong Abadi ditempatkan kembali secara resmi di Gereja St. Alfonsus, Roma. Sebagai gantinya para imam Redemptoris (Kongregasi Sang Penebus Mahakudus, CSsR – Congregtio Sanctissimi Redemptoris) kemudian memberikan suatu salinan yang serupa dari lukisan tersebut kepada para Augustinian. Pada penyerahan ini Paus Pius IX memberi nama ikon lukisan ini Bunda Maria Penolong Kekal. Pada 23 Juni, 1867 lukisan ini dimahkotai oleh Dekan Basilika Santo Petrus sebagai penghormatan dan penanda resmi ikon lukisan ini telah benar suatu nama. Pada 21 April 1866 pimpinan para Redemptoris memberikan satu dari salinan pertama ikon ini kepada Paus. Salinan ini disimpan dengan adil di kapel Redemptoris di Roma. Ikon asli sedang dibawah perawatan para Redemptoris di Gereja St. Alfonsus.

Sejak itu, Santa Perawan Maria sebagai Bunda Maria Penolong Kekal dihormati, menjadi banyak dikenal di seluruh dunia sejak dahulu kala dan mendapat banyak nama dari berbagai bahasa. Salah satunya, Bahasa Inggris Our Lady of Perpetual Help atau Our Lady of Succcour. Di Gereja Ortodoks ikon ini dikenal sebagai Virgin of the Passion atau Theotokos of the Passion. Pada masa sekarang penghormatan kepada Bunda Maria Penolong Kekal (Abadi) dilakukan setiap tanggal 27 Juni.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Berperan Penting

Tidak sedikit umat Katolik memiliki devosi dan penghormatan kepada Bunda Maria. Kerapkali, dalam menghadapi problematika dalam hidup, umat berdoa dan memohon pertolongan Bunda Maria. Berkat pertolongan dan perantaraan bunda Maria ada banyak penyembuhan dan mukjizat yang terjadi. Salah satunya lewat devosi kepada Bunda Maria Penolong Abadi.

Menurut Sr. Alexa, devosi kepada Bunda Maria Penolong Abadi sudah mendunia. Salah satunya, di Keuskupan Wina, Austria setiap tanggal 27 diadakan Misa khusus sebagai devosi kepada Bunda Maria Penolong Abadi di Gereja Mariahilf, Hernals. Di akhir Perayaan Ekaristi, dilakukan prosesi membawa ikon keliling gereja yang diikuti para imam CSsR, para suster MSsR, dan umat. “Seorang frater SVD bernama Fr. Albertus Thius yang sangat mencintai Bunda Maria dan memiliki devosi khusus kepada Bunda Maria. Lagu tersebut berjudul Bunda Pembantu Abadi menjadi sangat terkenal di kalangan umat Katolik di Indonesia,” tambah Romo Athan.

Mereka meyakini bahwa Bunda Maria Penolong Abadi mengambil peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Katolik karena i adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam sejarah keselamatan, maka ia menjadi perantara bagi manusia. Bunda Maria adalah adalah Bunda Allah yang telah melahirkan Yesus Kristus. Melalui dan dalam Maria kita memeroleh keselamatan dari Allah dalam diri Yesus Kristus Putera Allah. Maka, umat Katolik sangat menghargai dan menghormati Bunda Maria sebagai karya seni Allah yang indah.

Bagi Romo Athan dan Sr. Alexa kelembutan hatinya sebagai ibu dan kedekatannya dengan Allah menjadi tempat bagi anak-anaknya (umat) untuk datang dan memohon bantuan doa-doanya. Bunda Maria Penolong Abadi senantiasa memandang kita serta setia mendengarkan doa-doa umatnya yang bernaung di bawah perlindungannya.

Karina Chrisyantia

HIDUP, Edisi No.22, Tahun ke-75, Minggu, 30 Mei 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles