web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Harangan Wilmar Hutahaean: Mengandalkan Pengetahuan Saja Tidak Mungkin!

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – BERDOA dan bekerja, ora et labora! Adagium ini tampaknya menjadi pegangan hidup Harangan Wilmar Hutahaean (86 tahun). Doa adalah segala-galanya. “Tanpa doa, saya tidak punya apa-apa. Mengandalkan pengetahuan saja tidak mungkin. Tuhan memberikan kepada kita kalau kita berdoa dengan sungguh-sungguh,” ujar pendiri, pemilik, dan Presiden Direktur PT. Hutahaean Group ini melalui zoom, Kamis, 6/5/2021.

Sejak kecil, Hutahaean menuturkan telah dididik oleh kedua orangtuanya agar mengutamakan kehidupan doa. “Orangtua saya selalu menganjurkan supaya berdoa sebelum dan sesudah makan, sebelum dan bangun tidur. Hari Minggu harus ikut Sekolah Minggu di gereja. Kadang kalau orangtua punya waktu tenang, diceritakan tentang Yesus,” kenangnya tentang kebiasaan yang diterapkan oleh orangtuanya ketika ia masih kanak-kanak di kampung halamannya, Simatibung, Laguboti, Toba, Sumatera Utara.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Mengikuti nasihat orangtuanya, hal sama ia lakukan kepada anak-anaknya. “Menurut saya, berdoa tidak ada batasnya, bangun-tidur, memulai pekerjaan, di mana saja, ke mana kita akan pergi, sebelum berangkat berdoa, sesudah tiba bedoa. Ya, sesederhana itu saja,” tutur suami dari Tio Monica Sibarani.

Sebagai pengusaha, bagi kelahiran 24 Mei 1935 ini, doa yang sungguh-sungguh harus dibarengi dengan kerja keras, tidak ada waktu berpangku tangan. Kendati bukan seorang yang hafal ayat-ayat Alkitab, Hutahaean mengaku, ada beberapa ayat yang ia gemari. Baginya, jauh lebih penting mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, menjalankan roda perusahaan dan kepedulian kepada sesame dalam terang Tuhan. Misalnya saja, ia menyediakan ruang doa bagi para pegawai yang berbeda keyakinan dengannya. Ia tak sungkan merogoh kantongnya untuk membantu pembangunan masjid. “Agar mereka juga berdoa sesuai dengan kayakinannya,’’ tambahnya. “Dan, membantu orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita merupakan suatu panggilan atau kewajiban kita sebagai orang Kristen. Kita harus rukun tidak hanya dengan sesama Kristen saja,” katanya lagi.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Kini, di usianya yang mendekati angka 90, Hutahaean masih tetap aktif sebagai leader perusahaan besutannya yang bergerak di berbagai bidang. Turun ke ke lapangan menjadi ‘santapan’ sehari-harinya. “Karena Tuhan masih memberikan anugerah kesehatan kepada saya, saya terus bekerja, belum mau berhenti,” tutur pria yang masih punya banyak impian. Ia ingin merealisasikannya di sisa waktu yang Tuhan berikan kepadanya.

Agar tetap sehat, Hutahaean tidak ada resep khusus. “Semuanya karena doa. Tidak ada yang lain. Memang dua tahun tarakhir ini jarang olahraga karena pernah sakit. Sampai saat ini, tidak ada pantangan makanan,” timpalnya tertawa.

Menyikapi merebaknya benih-benih intolerasi, radikalisme, dan terorisme di Tanah Air belakangan ini, ia melihat hal itu berkaitan dengan masalah politik. “Saya tidak ngerti politik. Tapi kita harus saling menghargai dan saling mengasihi,” pungkasnya.

Baca Juga:  Percakapan Terakhir dengan Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

FHS

HIDUP, Edisi No. 21, Tahun ke-75, Minggu, 23 Mei 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles