HIDUPKATOLIK.com – Zef. 3:14 – 18a atau Rm. 12:9-16b; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Luk. 1:39-56.
Kegembiraan oleh perjumpaan Bunda Maria dan Elisabet di Ain Karim, seperti yang dilukiskan oleh Nabi Zefanya, bahwa alam semesta turut bersukacita mengiringi Maria yang membawa Juru Selamat di dalam rahimnya mengunjungi Elisabet. Keduanya hidup dalam pengharapan dan sukacita, meski pun masih ada derita. Mereka berbincang tentang cara kerja Tuhan yang misterius, yang dengannya kehidupan mereka menjadi saksi nyata.
Dalam kesederhanaan Maria ingin membantu Elisabet yang hendak melahirkan putranya. Kerendahan hati yang sejati membuat Maria mengetahui bahwa semua yang telah dicapai dalam dirinya sedang disempurnakan oleh Tuhan, “karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku….” (Luk. 1:49). Seperti kelompok “Sisa Israel” yang masih mengandalkan Tuhan di tanah pembuangan, demikian bunda Maria mewakili kaum anawim yang tidak memiliki apa-apa dari diri mereka sendiri dan bahwa semua adalah pemberian dari Tuhan, menyerukan harapan di tengah kesusahan.
Kita sedang berada bersama saudara-saudari kita yang menanggung penderitaan luar biasa oleh pandemi dan bencana alam tragis. Wujud pengharapan seperti apa yang akan Anda dan saya saksikan kepada mereka?
Sr. Grasiana, PRR, Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma