HIDUPKATOLIK.com – Kej. 3:9-15, 20; Mzm. 87:1-2, 3, 5, 6-7; Yoh. 19:25-34
Tidak banyak yang setia menemani Yesus pada saat-saat akhir hidup-Nya. Satu dari sedikit orang itu adalah Maria. Dengan hati pedih, Maria mendampingi Anaknya menyongsong maut di kayu salib. Ia adalah ibu yang berduka karena harus menyaksikan buah hatinya sendiri dibunuh dengan kejam. Namun, Maria adalah juga ibu yang setia, tabah, dan sungguh mengasihi Sang Putra.
Kasihnya yang besar ditanggapi dengan kasih yang besar pula oleh Yesus. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Ia memberikan wasiat. Menunjuk murid-Nya yang terkasih, Yesus berkata kepada Maria, “Ibu, inilah anakmu.” Hal yang sama dikatakan kepada murid-Nya itu bahwa Maria adalah ibunya.
Wasiat ini dipahami Gereja sebagai pernyataan bahwa umat beriman dipercayakan kepada Maria, dan bahwa kita sebagai umat beriman hendaknya menyambut Maria secara istimewa sebagai ibu kita. Perjalanan Gereja penuh tantangan, begitu pula perjalanan hidup kita. Jangan takut, sebab kita tidak sendirian. Maria setia mendampingi kita, bahkan dalam saat-saat yang paling berat. Bersama Maria, kita dapat menjalani hidup dengan tenang, sebab berjalan bersamanya, kita akan diantar sampai kepada sang Putra.
Jarot Hadianto, Unit Naskah dan Penerbitan Lembaga Biblika Indonesia