HIDUPKATOLIK.com – Kis. 19:1-8; Mzm. 68: 2-3, 4-5ac, 6-7ab; Yoh 16:29-33
KISAH amanat perpisahan Yesus kepada para murid-Nya terjadi tepat sebelum Yesus ditangkap di Taman Getsemani. Sebagaimana seseorang yang sudah mendekati ajalnya, orang itu biasanya akan memberikan wejangan-wejangan kepada mereka yang ditinggalkan. Injil Yohanes sejak awal sampai akhir disusun dengan skema yang sudah cukup kita kenal yaitu “menanti saatnya”. Di bagian akhir ini secara eksplisit Yesus menyebut bahwa saat yang dinanti-nantikan itu kini sudah tiba. Satu hal yang menarik perhatian kita adalah di saat-saat terakhirnya Yesus berbicara tentang Bapa secara terus terang tanpa kiasan-kiasan yang bisa kita lihat dalam bagian-bagian sebelumnya dalam
Injil Yohanes.
Reaksi para murid terhadap kata-kata Yesus tampak seolah-olah sudah sesuai dengan rencana, di mana kini percaya bahwa Yesus sungguh datang dari Allah. Namun Tuhan Yesus yang mengetahui setiap isi hati para murid-Nya, memperingati bahwa perjuangan mereka
belumlah selesai. Yesus menubuatkan mereka akan gagal ketika Yesus masuk dalam penderitaan-Nya. Mereka akan meninggalkan Yesus seorang diri.
Dari kata-kata Yesus di kalimat terakhir sangat tampak bahwa jatuh bangun dan perjuangan tidak hanya akan dialami oleh para murid-Nya saat itu saja. Penganiayaan
dan penderitaan akan dialami oleh para murid Yesus bahkan juga kepada kita sekarang ini. Maka dari itu, pesan Yesus: “Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” juga berlaku bagi kita. Itulah kekuatan Gereja sepanjang segala jaman.
Romo Josep Ferry Susanto, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Imam Keuskupan Agung Jakarta