HIDUPKKATOLIK.COM – CAHAYA PAGI hari ini terasa masih sangat gelap diluar sana. Ketika saya mendengar sayup-sayup suara hape berdering di sudut kamar tidur. Kelopak mata saya ini terasa sangat berat dan tidak mau terbuka. Aduh, siapa sih ya yang telepon pagi-pagi begini? Apa orang iseng kali ya? Saya sedikit menggerutu dalam hati, karena baru saja beberapa jam yang lalu saya bisa tertidur lelap.
Selang beberapa menit kemudian, ting … ada bunyi suara pesan masuk di hape saya. Karena tidak bisa tidur lagi, dengan berat hati sayapun bangun dari tempat tidur. Saya mengambil hape itu, lalu membuka dan membaca pesan yang masuk. Saya terdiam sejenak dan menangis … Isi pesan itu mengabarkan bahwa kakak saya telah berpulang ke rumah Bapa sekitar jam 2 pagi tadi.
Kakak semalam kurang enak badan, minta dikerok dan digosok dengan minyak kayu putih….
Kakak tidur seperti biasa tapi suara ngoroknya terdengar kencang sekali, lalu tidak terdengar lagi.
Saya sudah coba memanggilnya berkali-kali tetapi kakak diam saja…. Cerita kakak ipar saya sambil terisak menangis di seberang sana…
Ya… kakak laki-laki saya dan satu-satunya, telah berpulang ke rumah Bapa untuk selama-lamanya tadi pagi. Kakak pergi dalam damai bersama dengan tidur nyenyaknya semalam. Ia tidak bisa terbangun kembali untuk menyambut dan melihat sinar matahari pagi hari ini. Ia meninggalkan istrinya dan dua anaknya yang tercinta, yang masih kecil-kecil.
Saya pun langsung bergegas mempersiapkan diri untuk pergi menghadiri pemakaman kakak pagi ini. Acara pemakaman itu dijadwalkan akan dilakukan pada jam 2 siang hari ini di Yogyakarta. Kakak akan dimakamkan di tanah pemakaman keluarga dekat rumahnya di sana.
Puji Tuhan, perjalanan saya dari Jakarta ke Yogyakarta berjalan dengan lancar dan sayapun tiba dengan selamat. Sudah berkumpul banyak tetangga disekitar rumah kakak, ketika saya tiba dirumah duka itu. Jenasah kakak sudah disemayamkan didepan pintu masjid dan sudah siap untuk diberangkatkan. Saya bersyukur karena saya tidak datang terlambat. Saya masih diberikan kesempatan untuk bisa melihat wajah kakak untuk terakhir kalinya. Saya memandang wajah tidurnya yang sudah mulai berubah hitam dan kaku. Saya mengucapkan selamat jalan di dalam hati sambil menangis. Saya mengantar kakak dengan berdoa, semoga semua dosa-dosa kakak di dunia ini diampuni Sang Pencipta. Semoga raga kakak bisa beristirahat dengan damai didalam keabadian bersama Bapa di surga. Saya juga mohon agar saya dan semua keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan dalam menghadapinya
Bagi saya peristiwa ini adalah bagian dari suatu misteri kehidupan. Saya baru tersadar bahwa ada misteri kehidupan di dalam peristiwa kedekatan saya dengan kakak dalam beberapa minggu itu. Hampir setiap hari kakak rajin mengirimkan pesan curhat ke hape saya. Ia mengeluarkan segala keluh kesah dan masalah kehidupan yang dijalaninya. Kakak minta didoakan semoga usahanya dilancarkan dan keluarganya selalu dilindungi Tuhan. Ada banyak penyesalan yang terlontarkan tetapi kakak sangat memahaminya. Waktu yang telah berlalu tidak bisa diputar kembali. Pilihan kehidupan yang sudah dijalani tidak bisa diubah kembali. Keadaan itu baik atau buruk harus tetap diterima dengan lapang dada. Ternyata saya kurang peka menanggapinya.
Kakak hanya berharap segala permasalahannya bisa terselesaikan dan diberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan itu dengan baik. Ya, Tuhan telah memberikan kemudahan kepada kakak untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia ini. Misteri kehidupan ini adalah jawaban dari doa kakak dan saya. Jalan terbaik inilah yang telah disediakan Sang Pemberi Kehidupan kepada kakak tercinta. Andaikan ada mesin pemutar waktu… saya ingin memutarnya kembali untuk bisa menyapa kakak kembali.
Menurut pemahaman saya, setiap orang akan mengalami suatu misteri kehidupan yang berbeda-beda. Pastinya setiap orang akan berusaha dan berharap dapat menjalaninya dengan sebaik mungkin. Pilihan yang telah saya dan anda buat akan menentukan jalan hidup hari esok. Supaya dapat menjalaninya dengan baik dibutuhkan campur tangan, bimbingan serta pertolongan Sang Pencipta.
Taukah anda bahwa Bapa Yang Maharahim itu, juga selalu setia menunggu setiap umatnya untuk kembali pulang? Mau menyediakan waktu walaupun hanya sebentar saja dan melepaskan semua misteri kehidupan ini hanya kedalam kerahiman Tuhan. Serta percaya bahwa Tuhan akan memberikan solusi-Nya yang terbaik untuk kehidupan ini.
Sepenggal cerita duka ini membuat saya kembali berpikir dan larut dalam suatu permenungan diri sendiri. Waktu ini akan terus berjalan hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun telah terlewati sudah. Di dalam misteri kehidupan ini, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Suatu saat nanti pasti akan ada masanya giliran semua orang akan dipanggil untuk pulang ke Rumah Bapa. Siap ataupun tidak siap dengan segala keadaannya yang ada. Sayapun bertanya dalam hati, bagaimana ya nanti bila tiba giliran saya yang akan pergi? Cerita apa yang akan saya tinggalkan untuk anak-anak dan teman-teman nanti di dunia ini? Walaupun saat ini saya mencoba berusaha untuk belajar dan terus belajar agar bisa menjadi pribadi yang baik. Yang semoga saja bisa sesuai dengan kehendak Tuhan. Berharap apa yang telah saya lakukan ini bisa menjadi berkat bagi keluarga dan sahabat yang telah mengenal saya………… Amin.
Misteri kehidupan ini. Andaikan dapat saya putar kembali…
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga