web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mudah Diucapkan, tapi Tak Mudah Dilakukan, Apalagi Dipertahankan!

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – BAGI saya pagi hari adalah hari yang indah, penuh dengan aura positif dan semangat baru. Pagi hari adalah waktunya saya untuk mensyukuri kebesaran kasih Tuhan yang selalu indah dan berlimpah didalam kehidupan ini.

Dan, setiap pagi hari saya selalu disambut oleh dua anjing kesayangan peliharaan saya, yang selalu setia menunggu di depan pintu kamar tidur. Anjing-anjing ini bisa berkeliaran bebas di rumah saya yang minimalis. Tetapi mereka tau ada beberapa area yang tidak boleh dimasuki, seperti kamar tidur dan kamar mandi. Anak berbulu ini saya adopsi dari gereja dan dari jalan yang ditinggalkan pemiliknya.

Anabul ini sudah tau kebiasaan yang ada di rumah saya dan sepertinya mereka juga sudah mengerti apa yang kami ucapkan. Hehe… sok tau ya saya ini…. Tetapi bisa saya buktikan loh…

Setiap pagi hari atau setiap waktu saya membuka pintu belakang rumah, mereka akan langsung keluar untuk kebutuhan toilet …. Ada  lagi… ketika saya membawa tongkat sapu untuk membersihkan rumah maka anabul akan berjalan keluar menuju pintu belakang rumah. Mereka tidak akan masuk ke dalam rumah sampai ada perintah boleh masuk. Kami sangat mencintai mereka, mereka juga terawat dengan baik. Mereka manja, suka bikin onar juga dan terkadang sangat menggemaskan atau mengesalkan.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Anabul saya ini pasti tau siapa tuannya dan mungkin mereka juga belajar untuk bisa mengerti apa yang diinginkan tuannya. Maklumlah saya dan anabul-anabul ini tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa yang sama tetapi kami berharap bisa saling mengerti. Mereka bisa berbagi dengan makan sepiring berdua dan duduk manis menunggu giliran. Saya tidak tau mereka belajar dari mana tetapi nyata bisa mereka perlihatkan. Lucu ya.

Setiap orang yang datang  ke rumah atau ada kendaraan yang berhenti di depan rumah saya pastilah disambut dengan gong-gongan yang keras. Mungkin anabul saya bermaksud mau menyapa atau bertanya. Tetapi dengan suara khasnya yang lantang, yang bisa bikin semua orang takut tentunya. “Hai.. ada perlu apa anda dengan tuan saya?” Haha…..

Melalui tingkah laku kedua anjing peliharaan saya ini, saya bisa belajar memahami beberapa hal.  Yang saya tahu, anjing sering digambarkan sebagai contoh binatang yang selalu setia kepada tuannya. Ingat kisah Hachiko, anjing legendaris di Jepang!. Tuan yang memeliharanya atau yang memberinya makan. Anjing juga bisa sebagai teman seperjalan manusia dalam beraktifitas baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Anjing juga punya naluri galak untuk bisa melindungi tuannya dari serangan musuh atau orang yang tidak dikenalnya. Tetapi anjing punya kelemahan, dia tidak bisa hidup sendiri dengan baik bila terpisah dari tuannya… Bila sudah terbiasa dipelihara, maka anjing sangat susah untuk bisa survive atau selamat dari kekejaman di dunia luar. Mungkin karena image anjing sebagai binatang yang galak dan suka menggigit kali ya.

Baca Juga:  Pementasan Teater dan Konser Mini “Bukan Pahlawan Biasa” SMA Karya Budi Putussibau
Patung Hachiko

Setia adalah kata yang mudah untuk diucapkan. Tetapi bagi saya tidak mudah untuk dijabarkan, dilakukan apalagi dipertahankan. Kata setia menurut saya bisa diartikan dalam banyak hal. Setia kepada pasangan, setia kepada Sang Pencipta, setia kepada teman, setia kepada alam dan banyak lagi.

Saya jadi teringat dengan janji pernikahan yang pernah saya dan suami ucapkan di depan altar Tuhan. Kami berjanji kepada Tuhan untuk selalu setia dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, mau saling mencintai dan menghormati seumur hidup. Di sini dua pribadi belajar untuk bisa bersatu, memahami perbedaan, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dibutuhkan waktu yang panjang dan kesabaran untuk bisa melakukannya. Dibutuhkan pula keterbukaan serta kerendahan hati untuk bisa mau saling saling menerima dan memaafkan bila terjadi perbedaan pendapat. Setia mau saling menghormati dan mendukung satu dengan yang lainnya seumur hidup. Setia sampai maut memisahkan.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Saya juga berusaha untuk belajar mencari, bagaimana sih caranya untuk bisa tetap setia mempertahankan iman sampai akhir? Belajar untuk mempertahankan iman itu ternyata tidaklah mudah, banyak sekali godaannya. Kekeringan iman juga mudah sekali terjadi bila saya tidak rajin untuk menjaganya dan memupuknya. Kunci dari kesetiaan iman ini menurut saya adalah mau tetap setia berjalan bersama Tuhan baik itu suka maupun duka. Karena tidak mudah untuk mengerti dan memahami rencana Tuhan di dalam setiap kehidupan. Mau rajin untuk berdoa, membaca Kitab Suci dan menerima Sakramen Mahakudus adalah salah satu yang bisa saya lakukan. Apa yang akan anda lakukan untuk mempertahankannya?

Diluar sana banyak sekali tawaran menarik yang bisa membawa saya dan anda untuk berpaling serta dengan mudah mengkhianati suatu kesetiaan.

Saya tidak ragu membuat pernyataan bahwa saya tidak dapat hidup sendiri tanpa bimbingan Tuhan. Kerahiman Tuhan adalah segala-galanya bagi saya, tanpa Dia, saya bukanlah siapa-siapa. Saya hanyalah sebutir debu yang bisa hilang kapan pun. Saya bersyukur karena telah memilih untuk mengandalkan-Nya dan rajin mohon bimbingan Roh Kudus agar tetap setia.

Mari belajar untuk tetap setia bersama Tuhan. Setia kepada Sang Pemberi Kehidupan sampai akhir nanti!

Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles