HIDUPKATOLIK.com – Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 14:7-14
KETIKA Paulus memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, orang Yahudi yang tidak percaya merasa tidak senang. Mereka iri hati, menghujat dan membantah Paulus, lalu menghasut orang-orang berpengaruh dan para pembesar di kota untuk mengusir serta menganiaya Paulus dan Barnabas. Kasih Allah yang universal dan inklusif, hendak dimandulkan oleh ketidakpercayaan mereka. Namun tidak berhasil karena Paulus dan Barnabas dengan berani menegur mereka.
Dalam situasi tersebut, Roh Kudus bekerja memikat hati bangsa-bangsa lain untuk percaya dan memuliakan Firman Allah. Murid-murid pun penuh sukacita dan Roh Kudus (13:52). Ketidakpercayaan yang menimbulkan iri hati dan amarah, tidak memadamkan api penginjilan para murid, karena kuasa kebangkitan Kristus meneguhkan mereka. Kerelaan para murid menderita demi Kristus mendatangkan rahmat penghiburan rohani.
Repetisi mengenai kemanunggalan Yesus dan Bapa, kendati tak sepenuhnya dipahami para murid, pada waktunya telah membawa mereka kepada apa yang dikatakan Yesus bahwa, orang yang percaya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan. Iman dan kepercayaan pada zaman kini memiliki tantangan berbeda. Kita tidak mengalami dianiaya dan diusir, namun mungkin disandera dan terpenjara aneka kelekatan yang membuat iman
tidak membuahkan tindakan-tindakan misioner
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta