HIDUPKATOLIK.com – Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20
KARYA penyembuhan ajaib sangat disukai dan paling banyak dicari dalam agama manapun. Kita bersyukur sekaligus perlu kritis terhadap gejala beriman yang selalu dikait-kaitkan, kadang secara paksa, dengan penyembuhan. Mukjizat sering didesak oleh orang banyak yang tidak percaya kepada Yesus dan dijadikan syarat untuk percaya. Iman seperti ini penuh risiko, karena tidak membebaskan orang untuk menjadi pelaksana Firman Allah.
Ketika dipersilakan menyampaikan pesan yang membangun dan menghibur, Paulus tidak pertama-tama membuat mukjizat. Ia mengingatkan jemaat akan kebaikan Allah, sejak Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir, sampai tampilnya Yohanes yang menunaikan tugas membuka jalan bagi Yesus yang diutus untuk menebus dosa dunia. Karya keselamatan Allah yang bekerja dalam sejarah keberdosaan dan ketidaksetiaan
manusia, itulah yang menghibur dan membangun iman kita.
Gereja mengenang Santa Katarina, lahir 1347 di Siena, Italia. Sejak kecil ia menolak
keinginan orang tuanya agar ia menikah. Ia jujur, berani dan berterus terang. Berbagai
penampakan dan pengalaman rohaninya menjadikan ia duta damai yang ulung. Katarina menulis surat-surat bahkan mendatangi raja, ratu dan orang-orang berpengaruh untuk meminta mereka mengusahakan damai, atas situasi Gereja yang kala itu mengalami banyak masalah. Katarina wafat tahun 1380 pada usia 33 tahun.
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta