HIDUPKATOLIK.com – Kis.7:51-8:1a;Mzm.31:3cd-4, 6ab, 7b,8a, 17, 21ab; Yoh.6:30-35
“TUHAN, berikanlah kami roti (hidup) itu senantiasa!” Seruan orang-orang Yahudi ini menggemakan kembali seruan perempuan Samaria di tepi sumur Yakub, “Tuhan, berikanlah aku air (hidup) itu….” Yesus adalah Roti Hidup yang menjadi sumber hidup kekal, Dia adalah Air Hidup yang menyegarkan dan menghidupkan. Dia menjadi sumber kehidupan yang membual dari dalam lubuk hati setiap orang yang sungguh beriman kepada-Nya.
Masalahnya, sering makna iman direduksi kepada sederetan aturan dan perintah agama. Setia menaati aturan agama secara tidak kritis dipandang sebagai bukti iman. Padahal faktanya itu justru bisa mendatangkan celaka bagi hidup orang lain, seperti Stefanus yang dianggap menghujat Allah dirajam batu sampai mati (Bdk. Im 24:16).
Roti Hidup (dan Air Hidup) hanya dapat memberi kehidupan dalam diri dan hati orang yang membela kehidupan, bukan mengejar kematian. Kehidupan beriman harus berdasarkan hidup rohani yang rendah hati dan terbuka kepada suara Allah. Kehidupan dalam Yesus hanya dapat dinikmati oleh kita yang mau mencari kehendak dan rencana Allah, menyesuaikan diri dengannya serta setia menaatinya.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat