web page hit counter
Minggu, 24 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Menjadi Guru yang Berbelarasa

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com –  Pembimas Katolik Kanwil Agama DKI Jakarta bekerja sama dengan Pusat Pastoral Samadi KAJ menyelenggarakan rekoleksi bagi guru, pengawas dan penyuluh agama Katolik se DKI Jakarta, 31/3. Rekoleksi yang diadakan secara daring melalui Zoom bertemakan “Semakin Mengasihi, semakin Terlibat, semakin Menjadi Berkat”.

Sebagai pembicara dalam rekoleksi, Kardinal Suharyo memaparkan perihal cara meningkatkan kehidupan beriman dan tanggung jawab sebagai warga Gereja melalui profesi pendidik Agama Katolik.

Paham atau pengalaman akan Allah sangat menentukan di dalam hidup seseorang. Gambaran-gambaran tentang Allah sering dipengaruhi oleh pengalaman hidup. “Maka melalui profesi pendidik agama Katolik kita semua yang ada dalam komunitas pendidik, pendamping, para romo bukan hanya pengajaran kita yang berpengaruh terhadap orang, tetapi juga lewat sikap kita, oleh karena itu tangung jawab kita sebagai guru agama dan pastor sangat berat. ” tutur Kardinal Suharyo.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Kardinal Suharyo memberikan pertanyaan, Allah seperti apa yang kita Imani? Tiga gambaran tentang Allah dan konsekuensinya, pertama Allah adalah kasih. Kasih memiliki dua arti, yang pertama kasih manusiawi yang terbatas dan kasih ilahi yang tak terbatas. Allah adalah kasih, kasih-Nya tidak terbatas. Manusia mempunyai kasih tetapi terbatas.

“Nah, tantangannya adalah itu adalah ajaran Gereja. Semua kita murid-murid Kristus dalam status apapun itu, kita dipanggil untuk bertumbuh menuju kesucian yang sempurna. Panggilan menuju kesucian di zaman modern adalah dipanggil menuju kesempurnaan kasih. Bertumbuh dari kasih yang terbatas pelan-pelan menuju kasih yang tak terbatas sampai akhir hidup kita. Oleh karena itu kalau kita mau meningkatkan hidup beriman kita, kita perlu bertanya pengalaman akan Allah macam apa yang mempengaruhi hidup saya? Dan kalau kita menjalankan tanggung jawab melalui profesi pendidik gambar Allah macam apa yang ingin kita wariskan kepada anak didik kita,” pungkasnya.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Selain menghadirkan Uskup Agung Jakarta, rekoleksi ini menghadirkan Pembimas Katolik Kanwil Agama DKI Jakarta Salman Habeahan, Direktur Pusat Pastoral Samadi KAJ Romo Yustinus Ardianto dan Ketua Komisi Kateketik KAJ Romo Rudy Hartono.

Dalam kesempatan yang sama, Romo Rudy  menjelaskan mengenai “Peran pendidik dalam mewujudkan belarasa sebagai warga Gereja”. Yesus adalah role model dalam mewujudkan belarasa. Kita dapat berbela rasa justru karena Yesus sudah lebih dulu berbela rasa. Lalu para pendidik juga harus menjadi exempla (teladan). Para pendidik harus menjadi contoh dalam berbela rasa.

Romo Rudy juga mengajak para guru agar mengajarkan belarasa kepada para anak didik dengan cara menkontemplasikan gembar Yesus yang berbelarasa. Para pendidik melakukan, mewujudnyatakan semangat belarasa dalam peristiwa kehidupan. Para guru harus jadi teladan compassion (belarasa) lewat wujud berbagi.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Elias Limbong

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles