HIDUPKATOLIK.COM – BANJIR bandang yang menerpa wilayah Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Keuskupan Atambua meninggalkan kisah pilu. Paroki Santo Fransikus Xaverius Bolan tak luput dari kisah tragis ini.
Dikisahkan oleh Pastor Rekan Paroki Santo Fransiskus Xaverius Bolan, Romo Yasintus Dedianus Nesi, Selasa, 6/4/2022, bahwa saat itu, hari Minggu aliran air sungai mulai masuk ke dalam gereja dan meluap sekitar pukul 07.00 Wita. Perayaan Ekaristi hanya diikuti oleh sedikit sekali umat karena derasnya hujan.
Kondisi di dalam gereja terlihat berantakan dan genangan air setinggi lutut orang dewasa. Romo Sintus mengatakan bahwa akses untuk kegiatan di dalam Gereja lumpuh total. Pastoran dan sekitarnya dikepung air dan belum surut hingga berita ini diturunkan.
“Sejak ada banjir secara otomatis pelayanan di Gereja lumpuh total. Air di dalam gereja masih tinggi dan semua bangku dalam gereja berantakan. Kita belum bisa membersihkan karena air masih banyak dan masih menunggu hingga surut,” katanya.
Ia menjelaskan lagi bahwa umat yang terkena banjir juga harus mengungsi karena kondisi rumah penuh dengan lumpur. Juga ada kesulitan besar untuk memasak dan sangat dibutuhkan sekarang bantuan air bersih.
Kerugian Umat
Umat Paroki Bolan paling parah terkena musibah banjir. Banyak kerugian umat yang dialami langsung. Salah satunya umat harus kehilangan ternak berupa sapi, kambing, babi dan hewan piaraan lainnya.
Tidak hanya ternak tetapi juga harus kehilangan hasil pertanian seperti padi yang baru ditanam dan juga jagung yang siap dipanen. Semuanya terkena imbas karena dampak aliran banjir yang cukup tinggi.
Selain kerugian hasil bumi, juga kerugian material. Banyak rumah yang rusak parah dan butuh biaya yang cukup besar untuk memperbaikinya. Juga beberapa usaha mebel terporak poranda dan tidak bisa dibuka karena kena dampak dari banjir yang meluap hingga ketinggian 1 meter lebih.
Butuh Bantuan
Romo Sintus menggambarkan situasi umat dua hari setelah kejadian ini, teryata warga kebanyakan belum mendapat bantuan entah berupa makanan dan juga air bersih. Saat berada di lokasi, umat mengeluhkan kalau pasokan makanan belum ada dan air bersih belum didapat.
“Memang bantuan kemanusiaan belum semuanya didapat. Apalagi warga yang terkena langsung dampak banjir ini cukup banyak. Tentu kami sangat mengharapkan agar pemerintah setempat dan pihak terkait bisa membantu menangani masalah ini,” ucap Romo Nesi.
Evakuasi untuk warga yang terkena banjir terus dilakukan dengan bantuan dari TNI-POLRI ke tempat penampungan sementara di beberapa lokasi yang telah disiapkan. Namun ada juga kendala bahwa tidak semua warga ikut diungsikan karena sebagian masih tetap menjaga rumahnya dan hewan piaraan yang masih luput dari bencana banjir.
Donasi
Untuk meringankan penderitaan umat karena bencana banjir ini, Ekonom Keuskupan Atambua telah membuat posko bantuan sekaligus juga membuka nomor rekening untuk berdonasi.
Jika ada keinginan untuk membantu bisa disalurkan melalui nomor rekening Bank BNI, atas nama Keuskupan Atambua A/C 3011961109. Bisa juga menghubungi Romo Yulius Nesi, Pr(Ekonom Keuskupan Atambua), via telp. 085239003920.
Hingga kini warga masih ditampung di tempat pengungsian dan penangangan untuk para pengungsi dibagi dalam beberapa posko termasuk juga ditangani oleh para suster SSpS Betun.
Laporan Romo Ino Nahak, Kontributor (Atambua)