HIDUPKATOLIK.COM – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Jajakan Gorontalo di dampingi Pembimas Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Gorontalo Reinne Febriana Kooraag melakukan kunjungan silaturahmi kepada Kakanwil Kemenag Provinsi Gorontalo H. Syafrudin Baderung, di ruang kerjanya, Selasa (29/3/2021).
Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Stevan Andreu Lintang menyampaikan, tujuan kedatangan mereka adalah sebagai wujud dukungan terhadap program-program pemerintah khususnya Kementerian Agama termasuk di dalamnya dalam mewujudkan moderasi beragama di Gorontalo.
Selain itu, melaporkan pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Dialog Moderasi Beragama Dalam Rangka Menangkal Radikalisme dan Menumbuhkembangkan Toleransi Beragama yang diselenggarakan PMKRI Gorontalo, 20 Maret lalu.
“Kedatangan kami adalah untuk menindaklanjuti kegiatan kami sebelumnya yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret yang lalu yakni webinar tentang persoalan bangsa khususnya menangkal paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat,” ujar Stevan.
Pengurus PMKRI, sebut Stevan, ingin secara langsung bertemu dengan Kakanwil guna melaporkan suksesnya kegiatan sekaligus memberikan dukungan penuh atas program Kementerian Agama tentang moderasi beragama di Indonesia pada umumnya dan Gorontalo khususnya.
Terkait dengan peristiwa yang terjadi di Makassar, Stevan menjelaskan, mahasiswa Katolik di Gorontalo selain mengecam, namun juga menegaskan tidak terprovokasi dengan hal itu. Hal ini dikarenakan mereka sadar bahwa yang melakukan aksi terorisme tersebut tidak ada kaitannya dengan agama manapun di Indonesia.
“Kami selaku mahasiswa Katolik di Gorontalo sadar secara penuh bahwa yang dilakukan oleh para terorisme, termasuk yang dilakukan di Gereja Katedral Makassar adalah bukan berasal dari ajaran agama manapun. Untuk itu, kami sampaikan, kami tidak terprovokasi dan mendorong aparat keamanan untuk mengusut tuntas kejadian itu,” tandasnya.
Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo Reinne Febriana Kooraag dalam kesempatan yang sama juga melaporkan kepada kakanwil bahwa kedatangan mahasiswa Katolik ke Kanwil adalah sebagai wujud ucapan terima kasih atas dukungan Kakanwil kepada para mahasiswa Katolik dalam pembentukan PMKRI dan juga kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
Mereka yang terhimpun dalam PMKRI ini, ungkap Koraag, sangat berterima kasih kepada Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo atas dukungannya terhadap terbentuknya PMKRI di Gorontalo dan juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan khususnya yang terkait dengan Moderasi Beragama.
“Kunjungan ini juga merupakan wujud dukungan mereka atas program-program Kementerian Agama dalam menangkal radikalisme khususnya yang ada di Provinsi Gorontalo,” ujar Koraag.
Koraag berharap Kakanwil bisa terus memberikan dukungan kepada para mahasiswa ini sehingga bisa menjadi agen moderasi dalam kehidupan mereka, baik di tempat perkuliahan, tempat tinggal dan juga lingkungan sosial mereka. Terlebih mereka ini belum lama dibentuk sebagai ormas Katolik di Gorontalo, namun demikian mereka telah melakukan kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan generasi muda lintas agama.
Terkait dengan insiden/kejadian terorisme di Gereja Katedral Makassar, baru-baru, Koraag menvungkapkan bahwa sebagai umat Katolik mereka tentulah terpukul dan sedih, namun demikian dirinya memastikan umat Katolik Gorontalo tidak membenci satu agama manapun atas kejadian itu. Sebab, tidak ada satu agama pun di dunia yang mengajarkan umatnya untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.
“Kejadian yang terjadi ini bukanlah dilakukan oleh orang yang beragama, sebab tak ada satupun agama yang mengajarkan umatnya melakukan hal yang tidak baik, termasuk melakukan kekerasan dan pemaksaan agama kepada orang yang beragama. Dan kami meyakini ini dilakukan secara pribadi, bukan agamanya,” tandas Koraag.
Kakanwil Kemenag Provinsi Gorontalo H. Syafrudin Baderung mendukung kegiatan generasi muda termasuk PMKRI terlebih kegiatan yang dilakukan adalah positif. “Selaku kakanwil, saya selalu mendukung kegiatan generasi muda. Terlebih kegiatan yang dilakukan adalah positif dan mendukung program pemerintah dalam pembangunan,” ujar Syafrudin.
Kakanwil berharap kepada pengurus dan anggota PMKRI Gorontalo sebagai mahasiswa Katolik untuk selalu berpikiran positif, melakukan hal-hal yang bermanfaat, menyalurkan ide-ide brilian guna mendukung terwujudnya Indonesia maju dalam bingkai moderasi beragama.
Diharapkan pula berharap untuk selalu melakukan komunikasi dengan pemerintah guna bersama-sama mengawal dan menangkal isu radikalisme di kampus-kampus, sehingga dengan itu pula akan terjalin sinergitas.
“Lakukan komunikasi dengan pemerintah, termasuk dengan Kementerian Agama. Sebab dengan itu akan terjalin sinergitas antara pemerintah dengan para mahasiswa, terlebih untuk mengawal dan menangkal isu-isu radikalisme yang mungkin saja ada di kampus-kampus, dan bahkan di lingkungan sosialnya masing-masing,” pinta Baderung.
Kakanwil mengingatkan pentingnya kerukunan umat beragama dan nilai-nilai kebangsaan d ikalangan generasi muda, sehingga kejadian seperti yang terjadi di Gereja Katedral Makassar bisa terhindari. “Saya berharap umat Katolik tidak terprovokasi dan bisa menahan diri dalam menyikapi kejadian tersebut,” ujar Kakanwil.
Lexie Kalesaran (Manado)