HIDUPKATOLIK.com – Yes. 7:10-14; 8:10; Mzm. 40:7-8a, 8b-9, 10, 11; Ibr. 10:4- 10; Luk. 1:26-38
KONON, baru pada abad ketujuh misteri Kabar Sukacita ini dirayakan secara meriah pada tanggal 25 Maret, sembilan bulan sebelum kelahiran Tuhan, dan menurut tradisi martirologi kuno dan beberapa kalender liturgi dari abad per-tengahan dipercaya juga sebagai tanggal penyaliban Yesus. Misteri Kabar Sukacita ini memperlihatkan bahwa Allah tidak masuk ke dunia dengan paksaan, tetapi dengan satu proposal, satu panggilan. Jawaban “ya” dari Maria itulah perwujudan definitif dari janji Allah. Dalam dirinya hadir seluruh umat Allah
perjanjian: Israel yang lama dan yang baru (dalam Gereja). “Tuhan menyertai engkau” (Luk. 1:28) berarti juga Allah beserta kita, dan kita selalu menjadi umat-Nya. Sama seperti satu-satunya “ya” dari Putera Allah yang masuk ke dunia dengan mengatakan: “Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” (Ibr. 10:7). Pesta Kabar Sukacita ini mengarahkan perhatian kita kepada misteri Paskah yang segera kita rayakan. Misteri penjelmaan sabda yang menjadi daging
dalam rahim Bunda Maria merupakan penggenapan janji keselamatan dari Allah. Penjelmaan itu menyingkapkan kepada kita cara Allah untuk menyelamatkan kita, dengan memakai bahasa manusia, yaitu dengan menjadi saudara kita yang memberikan keteladanan tak terbantahkan, satu pengorbanan sampai mati di salib.
Romo Vitus Rubianto Solichin, SX Dosen Kitab Suci STF Driyarkara, Jakarta