HIDUPKATOLIK.com – Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16.
KURUN waktu 38 tahun di dalam kelumpuhan adalah situasi yang benar-benar menantang bagi orang lumpuh di dalam perikop ini. Dia tidak hanya bergulat dengan kelemahan fisiknya. Secara psikologis, dia juga merasa tertekan karena tidak dapat menjalani hidupnya seperti orang lain. Selain itu, kelumpuhan itu juga membatasi relasi sosialnya dengan sesamanya. Dikatakan bahwa tidak ada orang yang membantunya masuk ke dalam
kolam Betesda yang dipercaya dapat menyembuhkan orang sakit.
Beberapa hal dapat digarisbawahi di dalam kisah penyembuhan ini. Pertama, inisiatif penyembuhan datang dari Yesus. Yesus membaca kebutuhan orang itu, menyapanya dan mewujudkan belas kasih dalam bentuk karya penyembuhan. Kedua, pertolongan Yesus itu tanpa syarat. Karya penyembuhan ini berlangsung spontan. Dalam kata-kata singkat Yesus: “bangunlah dan berjalanlah”, terangkum keseluruhan kasih sempurna Yesus. Ketiga, risiko di dalam karya penyembuhan. Yesus berani melawan risiko penolakan dari para elite
agama Yahudi karena penyembuhan ini berlangsung pada hari Sabat. Bagi Yesus, unsur keselamatan manusia adalah nilai pokok yang pantas diperjuangkan.
Romo Marianus Oktavianus Wega, Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana Roma