HIDUPKATOLIK.COM – St. Ignatius dari Antiokia pernah berkata bahwa Bunda Maria dinikahi St. Yosef supaya cara dari kelahiran Kristus dapat tersembunyi dari iblis. Apakah itu benar, Pastor? Lalu seperti apa peran St. Yosef?
Alex Dito, Bandung
Dalam surat-surat St. Ignatius dari Antiokhia, saya tidak menemukan ungkapan yang persis seperti Alex sebut. Saya menduga itu adalah interpretasi atas Surat Ignatius kepada umat Efesus, sebagai berikut: “Sekarang keperawanan Maria tersembunyi dari pangeran dunia ini, demikian pula anaknya, dan kematian Tuhan; tiga misteri yang mahsyur, yang dibuat Allah dalam kesunyian” (Bab 19).
Ignatius dari Antiokhia (35-108), bersama dengan Polikarpus, adalah murid Yohanes Penginjil, yang sesuai tradisi merawat Maria sesudah wafat Yesus. Dalam perjalanan ke Roma, tempat ia dihukum mati, Ignatius menulis surat-surat kepada 6 jemaat; suratnya tersimpan baik, bersama dengan kisah kemartirannya dan beberapa surat lain yang disebut pseudo (palsu, karena tidak sungguh-sungguh ditulis olehnya).
Maria dibicarakan dalam surat kepada jemaat Efesus dan dalam surat-surat pseudo. Terutama, ia menghubungkan keperawanan Maria hampir selalu dengan tema inkarnasi. Dua-duanya penting. Melalui inkarnasi Allah menyelamatkan manusia secara radikal, yaitu seluruh kodratnya, yang telah dirusak oleh dosa. Dengan jalan itu Allah menghancurkan ketidaktahuan manusia akan Allahnya dan mewahyukan secara penuh kehendak penyelamatan-Nya. Kerajaan lama dihapuskan, Kerajaan-Nya ditegakkan dan ditawarkan-Nya kehidupan kekal. Bahkan pada kematian-Nya di salib Allah Putra menegaskan kehancuran kuasa maut.
Nah, bagaimana Allah Mahakuasa dan tak terselami itu bisa menjadi manusia, daging penuh kelemahan itu? Itulah berkat karunia keperawanan, yang Allah kehendaki dan jaga dalam ibu Maria. Dari Maria inilah, dan berkat Roh Kudus, Yesus mengambil kodratnya sebagai manusia. Yesus sungguh-sungguh Allah dan manusia. Rahasia ini Allah kerjakan sedemikian rapihnya, sehingga tersembunyi bagi pangeran dunia.
Istilah ‘pangeran dunia’, atau ‘penguasa dunia’, disebut oleh Injil Yohanes (12:31; 14:30 dan 16:11). Dia adalah Iblis, pembunuh sejak awal, dan bapa segala dusta (Yoh. 8:44). Dalam surat pseudo, diuraikan bahwa iblis gelisah berhadapan dengan peristiwa inkarnasi dan kematian Yesus. Iblis tak tenang, karena menghadapi kehancurannya sendiri. Ia pun berusaha keras mengacaukan rencana penyelamatan dengan membingungkan imam-imam kepala, ahli Taurat, murid-murid Yesus, Pilatus dan lain-lain. Ia bahkan menyesatkan bangsa-bangsa untuk menyangkal salib dan inkarnasi, dan menganggap ketubuhan Yesus hanya fantasi saja. Iblis itu pintar dalam berbuat jahat, tetapi terhadap kebaikan ia sungguh-sungguh bodoh (Lih. Surat kepada jemaat Filipi, Bab 4).
Perenungan Ignatius ini sungguh mendalam dan tentu dapat dipertanggungjawabkan secara iman. Allah mengerjakan keselamatan-Nya secara tersembunyi. Nah di manakah peran St. Yosef? St. Ignasius sendiri tidak secara eksplisit menyinggung peran Yosef, tetapi tradisi Gereja selanjutnya tidak melupakan perannya yang begitu penting itu. Surat Apostolik Paus Fransiskus tentang penetapan tahun St. Yosef, Patris Corde, juga mengangkat hal itu. Beliau mengutip Paulus VI tentang peran kebapaan Yosef: yaitu bahwa St. Yosef “menjadikan hidupnya sebagai suatu pelayanan, sebuah pengorbanan kepada misteri inkarnasi dan misi penebusan yang disatukan di dalamnya; dengan menggunakan kuasa hukum yang dimilikinya atas Keluarga Kudus” (PC bagian 1). Dengan memperistri Maria, St. Yosef melindungi Maria dan anak yang dikandungnya dengan kekuatan hukum yang sah. Dengan demikian peristiwa inkarnasi Allah Putra yang ajaib terlindung secara istimewa.
HIDUP NO.05, 31 Januari 2021
Pastor Gregorius Hertanto, MSC
(Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara)
Silakan kirim pertanyaan Anda ke:
re**********@hi***.tv
atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.