HIDUPKATOLIK.com – Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4, 18-19, 20-21ab; Luk. 18:9-14
DOA merupakan komunikasi iman agar manusia semakin mampu menanggapi Allah yang terlebih dahulu mengomunikasikan diri-Nya. Tujuan doa adalah, supaya manusia dapat semakin menangkap dan melaksanakan kehendak Allah. Doa adalah sarana untuk memuji dan menghormati Allah. Membedakan dengan baik antara sarana dan tujuan, sangatlah
penting. Banyak kesulitan muncul akibat mencampuradukkan keduanya.
Pernahkah kita berbuat baik, berdoa, berpuasa, dan berderma, guna memperoleh pengakuan dan meraih popularitas? Apa bedanya dengan orang Farisi yang menyebutkan jasa-jasanya di Bait Allah, kendati cuma di dalam hati (Luk.18:11-12), lalu merendahkan orang lain karena tidak berbuat yang sama dengan dirinya? Semua itu menjauhkan orang dari Allah, orang terjebak menaruh diri pada kursi Allah dengan menjadikan dirinya sebagai pusat dan tujuan.
Perkembangan teknologi komunikasi juga telah ikut menyuburkan mentalitas pamer, termasuk dalam hal rohani. Doa, puasa dan derma tidak jarang dijadikan alat pencitraan. Nama Allah tak lebih dari slogan atau mantera ajaib yang dipakai sebagai pemuas diri. Masa Prapaskah mengajak kita menempatkan diri dengan benar di hadapan Allah, yang ingin merangkul kita di Jalan Salib Yesus Kristus Putera-Nya.
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta