HIDUPKATOLIK.com – Ul. 4:1, 5-9; Mzm. 147:12-13, 15-16, 19-20; Mat. 5:17-19
YESUS dibenci para ahli kitab dan petinggi agama pada zaman-Nya, bukan karena melawan Taurat, tetapi justru karena melaksanakannya dengan cara paling tepat dan memenuhi tujuan utama Taurat, yaitu Kasih. Itulah persis yang tidak dimiliki mereka, di balik aneka tuntutan dan aturan yang ditambah serta diberlakukan bagi jemaat. Taurat yang ditampilkan bukan berwajah kasih melainkan penuh hukuman dan sangsi.
Yesus tidak mengubah hukum Taurat, apalagi meniadakannya. Situasi sering menjadi sulit karena dalam banyak perjumpaan Yesus dan ahli-ahli Taurat, tidak terjadi dialog. Ini disebabkan ketertutupan hati mereka. Mereka keras kepala, tetap degil kendati berulang-ulang ditegur oleh Yesus. Teguran tak membuat mereka bertobat, malah semakin berpihak
kepada kejahatan, sampai-sampai ingin melemparkan Yesus ke jurang.
Hukum dan relasi intim dengan Allah sering dipertentangkan. Mereka yang berorientasi kepada hukum seolah menjauh dari Allah, seperti yang dilakukan para ahli kitab. Sejatinya tidak demikian. Dalam Bacaan Pertama, Musa menegaskan bahwa, kedekatan dengan Allah tak membuatbangsa Yahudi melalaikan hukum. Musa menasihati bangsanya untuk memelihara hukum Allah. Yesus datang untuk menggenapi puncak Hukum Taurat, yaitu
kasih.
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta