HIDUPKATOLIK.com – Raj. 5:1-15a; Mzm. 42:2, 3; 43:3, 4; Luk. 4:24-30
PERNAHKAH Anda menolak seseorang karena merasa sudah tahu sebelumnya? Ucapan dari orang yang belum dikenal sering lebih kita hargai, sementara orang yang sudah dikenal kita anggap terlalu biasa.
Cara kita mengenal seseorang tidak jarang amat terbatas, tak luput dari kekeliruan. Sikap merasa diri sudah tahu mudah menjadi penghalang dan tidak jarang merugikan diri sendiri. Karya Allah selalu baru setiap hari, penuh kejutan bagi orang yang terbuka hatinya.
Yesus mengalami ditolak di kampungNya sendiri. Orang banyak merasa sudah mengenal-Nya sebagai anak Yusuf si tukang kayu. Tekton dalam bahasa Yunani mengacu kepada ahli bangunan serba bisa, bukan tukang kayu biasa. Keistimewaan yang tak boleh diremehkan. Keistimewaan ini oleh Yusuf dibalut dengan kesahajaan yang memukau. Pesona Yusuf ada di dalam diam dan kesederhanaannya.
Penolakan terhadap Yesus didahului pembacaan dan penggenapan nas Kitab Suci dari Kitab Nabi Yesaya, yang berisi panca program Yesus (4:18-19). Semua orang di rumah ibadat membenarkan Yesus. Namun membenarkan bukan berarti mengerti. Hati mereka belum siap menerima penggenapan nas tersebut. Mereka gagal fokus, tidak membuka diri
untuk memahami dan menerima pesan Kabar Baik yang diwartakan Yesus.
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta