web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengapa Yesus Dibaptis

3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Romo, sebagai manusia, pantaslah kalau kita dibaptis. Namun, dalam hati saya muncul pertanyaan juga, yaitu tentang pembaptisan Yesus. Bukannya Yesus adalah Tuhan? Mengapa Tuhan Yesus juga perlu dibaptis?

Dimitri, Pontianak

Dalam Injil, seruan pembaptisan dilakukan oleh Yohanes Pembaptis yang merealisasikan nubuat Yesaya bahwa akan ada suara yang berseru-seru di padang gurun: “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan” (Mat. 3:3). Ketika Yohanes sedang membaptis, Yesus pun hadir di situ dan meminta pembaptisan (Bdk. Matius 3:13-17). Tentu saja, Santo Yohanes Pembaptis keberatan jikalau Tuhan Yesus dibaptis karena Tuhan tidak perlu melakukan itu, sehingga ia mencegahnya. Jawaban sekaligus pertanyaan Yohanes Pembaptis adalah pertanyaan yang kita miliki: “Mengapa Yesus, Sang Mesias harus dibaptis?” Jawaban yang sederhana mengapa Yesus dibaptis adalah kata-kata Dia sendiri: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.”.

Baca Juga:  Renungan Harian 21 November 2024 “Yesus Menangis”

Apakah kehendak Allah itu? Di sinilah kita bisa memahami makna pembaptisan Yesus. Pertama, prinsip pembaptisan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah bentuk pernyataan diri kepada publik apa yang akan diperbuat Allah bagi manusia. Inilah mengapa setelah pembaptisan Allah berseru: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan” (Mat. 3:17; Bdk. Mrk. 1:9; Luk 3:22). Berdasarkan prinsip dasar itu, pembaptisan hendak menunjukkan kepada manusia tentang karya keselamatan, yaitu peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus untuk penebusan dosa manusia. Sebelum pemenuhan hal itu, peristiwa baptis yang dilakukan oleh Tuhan Yesus memberikan penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan manusia dan hendak memberikan belas kasih-Nya untuk membebaskan manusia dari dosa dengan menjadi sama atau merasakan hal yang sama dalam hidup manusia.

Paus Benediktus XVI dalam karyanya Jesus of Nazareth menegaskan hal ini dengan menunjukkan pembaptisan memiliki korelasi dengan peristiwa salib dengan mengatakan: “Dalam terang salib dan kebangkitan, orang-orang Kristen menyadari apa yang terjadi: Yesus memikul beban kesalahan seluruh umat manusia di pundak-Nya; Dia membawanya ke dasar sungai Yordan”.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Pemahaman bahwa Yesus dibaptis oleh Santo Yohanes Pembaptis ini juga menegaskan bahwa Allah yang telah menjadi manusia itu “mengosongkan diri-Nya” untuk keselamatan manusia. Pemahaman ini juga dimengerti oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada orang Filipi yang mengatakan bahwa Kristus yang adalah Allah “mengosongkan diri-Nya, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama sebagai manusia” (Flp. 2:6).

Selain itu, Bapa Gereja, seperti St. Gregorius dari Nisa, mem- berikan penjelasan mengapa Tuhan Yesus itu dibaptis seperti manusia. Dalam homilinya tentang pembaptisan Kristus, St. Gregorius menegaskan bahwa tindakan Kristus merupakan suatu ajakan, suatu contoh bagi manusia agar manusia menyucikan dirinya dari dosa dan kejahatan. Oleh sebab itu, pembaptisan itu adalah bentuk pemurnian dari dosa, pengampunan akan pelanggaran tindakan buruk yang dilakukan oleh manusia, dan suatu bentuk pembaharuan bagi semua manusia.

Baca Juga:  Kongregasi Misionaris Claris Tingkatkan Kompetensi Para (Calon) Anggota

Dan akhirnya, pembaptisan yang diterima oleh Yesus Kristus memiliki makna akan Sakramen Baptis. Pemahaman ini dijelaskan oleh Santo Tomas Akuinas. Dia mengatakan dalam tulisannya, Summa Theologica, bahwa pembaptisan Tuhan itu adalah suatu cara yang dilakukan oleh Tuhan untuk menguduskan manusia. Maka itulah juga mengapa Tuhan Yesus kemudian meminta para rasul untuk melakukan pembaptisan: “Pergilah, jadikanlah semu bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak, dan Roh Kudus, dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:19-20).

HIDUP NO.04, 24 Januari 2021

 

Romo Yohanes Benny Suwito
(Dosen Teologi Institut Teologi Yohanes Maria Vianney, Surabaya)

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke:

re**********@hi***.tv











atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles