HIDUPKATOLIK.com – Kej. 37:3-4, 12-13a, 17b-28; Mzm. 105:16-17, 18-19, 20-21;
Mat. 21:33-43, 45-46
NASIB Yusuf dalam keluarga Yakub seperti naik “roller coster”: dari seorang anak kesayangan bapak menjadi budak di tanah Mesir dan melejit menjadi orang kedua terpenting dalam kerajaan Mesir. Dengan itu, ia mampu menyelamatkan banyak bangsa termasuk keluarganya sendiri dari bahaya kelaparan. “Felix culpa”, “blessing in disguise”, “kemalangan yang menjadi berkat”, ringkasan yang mungkin bisa mewakili sejarah hidup Yusuf.
Gambaran hidup Yesus memang tidak identik dengan hidup Yusuf, lebih kaya, namun dapat dilihat kesejajarannya: dari Anak Allah, turun menjadi anak tukang kayu miskin dari Nazaret, dipercaya sebagai orang sebagai Mesias, malah mati secara hina di kayu salib, dan akhirnya dimuliakan sebagai Tuhan yang jaya atas maut dan dosa. Dengan demikian, Ia membebaskan semua manusia dari jeratan dosa dan maut. Ia membangun jalan keselamatan untuk manusia untuk menjadi anak-anak Allah.
Batu yang dibuang justru menjadi batu penjuru, batu terpenting dalam bangunan. Berkat Tuhan sering bekerja di dalam duka dan derita. Kegagalan dan kemalangan yang ditanggung dalam iman justru bisa menghantar kepada kemenangan dan kemuliaan.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat.