HIDUPKATOLIK.COM – INI kisah nyata tahun 60’an yang kemudian banyak mengubah dunia. Warsa 1968 di kawasan Vietnam. Pada hari raya Tet (Imlek) biasanya rihat dari pertempuran. Namun hari raya kali itu berbeda. Pasukan Vietnam yang dikenal bernama Vietcong dengan delapan puluh lima ribu pasukan menyerang seratus dua puluh lima target. Hasilnya, seribu pasukan Amerika Serikat tewas dan tiga puluh lima ribu pasukan Vietnam mangkat. Total selama sepuluh tahun perang di Vietnam, pasukan Amerika kehilangan lima puluh delapan ribu orang. Sedangkan Vietnam kehilangan sekitar tiga juta orang.
Dengan berbagai angka tersebut ternyata terjadi anomali. Mengapa Vietnam disebut pemenang dan Amerika dinamakan pecundang? Jawabannya tegas dan tuntas. Amerika berperang untuk menang, Vietnam berjuang untuk hidup! Berperang untuk menang, ada satu pasukan yang tewas sudah dianggap banyak. Sementara berjuang untuk hidup, lebih fokus pada berapa jumlah orang yang masih bernapas ketimbang orang yang mati.
Cerita klasik ini yang dijadikan salah satu contoh kasus dari buku cerdas karangan mahaguru kepemimpinan kontemporer Simon Sinek “The Infinite Games.” Dalam kondisi tunggang langgang akibat diterjang pandemi, pemimpin tanpa batas (infinite leader) menjadi relevan. Organisasi – apapun bentuk organisasinya – sudah bermain pada wilayah yang tidak bisa dibaca dengan jelas pola permainannya. Permainan tidak hanya sekedar dalam ruang terbatas (finite games) namun melebar menuju pada ruang tanpa batas (infinite games).
Permainan terbatas banyak terjadi pada kehidupan ini. Salah satu yang menonjol terjadi pada olah raga. Semisal pertandingan antara Barcelona melawan Real Madrid yang selalu mengharu-biru. Ciri dari permainan terbatas seperti terwakili dalam olah raga seperti berikut: (1) Permainan terbaca dengan jelas, (2) Ada seperangkat peraturan yang disepakati, (3) Cara memenangkan permainan jelas, (4) Pemain dapat saling menganalisis pemain lainnya dalam bertanding, (5) Visi: memenangkan permainan. Sebisa mungkin menjadi juara, nomer satu.
Zaman digital ini ada jenis permainan lain yang semakin populer. Namanya, permainan tanpa batas. Contoh paling gamblang adalah games online. Para pemainnya ada diberbagai sudut dunia, bahkan belum pernah bertemu secara fisik. Pun, tiada waktu sebagai pembatas selesainya permainan ini. Permainan tanpa batas ini memiliki ciri yang bertolak-belakang dengan permainan terbatas, yaitu: (1) Tidak sekadar memenangkan permainan, (2) Bermain untuk “selama mungkin bermain,” (3) Karena selama mungkin bermain maka semakin teruji kemampuan bertahan dari dinamika zaman, (4) Akibat lebih lanjut, semakin besar memberi manfaat bagi publik, (5) Dalam ranah korporasi, semakin besar membentuk nilai bisnis dan keuntungan berkelanjutan.
Oleh Simon Sinek ciri permainan tanpa batas ini yang dijadikan referensi bagi pemimpin untuk mengelola organisasi guna melewati era penuh disrupsi dan tunggang langgang diterjang pandemi. Salah satu ciri pada permainan tanpa batas, adalah bermain untuk selama mungkin bermain. Artinya, menjadi pemimpin hari ini tidak lagi dibatasi oleh ruang maupun waktu. Memimpin untuk selama mungkin bermain ini hanya bisa terjadi apabila dalam diri sang pemimpin memiliki tiga pilar utama
Pilar pertama, pemimpin tanpa batas bersaing dengan dirinya sendiri, bukan bersaing dengan pemimpin lainnya. Adalah dokter spesialis paru, dr Handoko Gunawan yang bekerja di RS Graha Kedoya, Jakarta. Pada acara Indonesia Awards 2020 yang diselenggarakan oleh INews (MNC Group) ia ditabalkan sebagai peraih Penghargaan Khusus Bidang Kesehatan. Penghargaan berhasil diraih berkat dedikasinya menangani pasien Covid-19. Meskipun usianya telah mencapai 80 tahun, ia tak gentar merawat pasien Covid-19.
Dokter Handoko terpaksa berada di barisan terdepan melawan virus korona karena pada awal mula covid menerjang, banyak dokter muda yang takut menangani pasien. Anak-anaknya sempat melarang ia untuk ikut menangani pasien terpapar virus korona. Namun demi pengabdiannya kepada orang banyak, ia rela mempertaruhkan nyawa. Dokter Handoko bahkan rela mati demi mengabdikan diri untuk masyarakat. (INews.id, 07 Oktober 2020). Inilah praktik dari bersaing dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain.
Pilar kedua, pemimpin tanpa batas tidak bermain untuk menyesuaikan ritme permainan orang lain. Bahkan ia menciptakan ritme permainan sendiri yang dalam beberapa kasus, berhasil mengubah total ritme permainan. Dalam ranah bisnis ia mampu mendisrupsi industri.
Adalah Reliance Industries, perusahaan swasta terbesar di India. Awalnya bergerak dibidang tekstil dan polyester. Kemudian merambah sektor energi, material, ritel, hiburan dan layanan digital. Mukesh Ambani, generasi kedua, tahun 1977 pada usia belum genap tiga puluh tahun menjadi dewan kepemimpinan di Reliance Industries. Mukesh memberikan banyak inisiatif dalam kemajuan perusahaan. Reliance merambah ke sektor petrokimia, petroleum, memproduksi minyak dan gas. Tahun 2016 Mukesh merambah bisnis digital dengan mendirikan JIO. Hari ini JIO adalah operator jaringan seluler terbesar di India dan ketiga di dunia dengan empat ratus enam juta pelanggan. Menutup 2020 ia masuk sepuluh miliarder terkaya di dunia dengan kekayaan US$ 64,1 miliar. (Kumparan.com, 22 Juli 2020). Itulah kepemimpinan Mukesh Ambani yang menciptakan ritme permainan sendiri sehingga Reliance Industrie menjadi salah satu perusahaan terbesar di Asia.
Pilar ketiga, belajar tiada henti. Dua pilar terdahulu hanya bisa dijalankan apabila diri sang pemimpin memiliki gairah belajar terus menerus. Wali Kota Palembang, H. Harnojoyo, dinobatkan sebagai kepala daerah inovatif 2020 oleh Kementerian Dalam Negeri . Salah satu prestasi dan inovasi itu melalui pelayanan publik. Pemkot Palembang bahkan mendapatkan nilai tertinggi.
Harnojoyo menyebutkan, pihaknya terus melakukan inovasi terutama terhadap layanan yang lebih nyaman, mudah dan cepat. Apalagi, program-program ini mampu memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal yang serupa. Sampai tahun 2020 Palembang tercatat sebagai kota yang memiliki jumlah inovasi seratus sembilan puluh lima buah. Selain itu, program gotong royong, dan poltabes (program layanan tak boleh berhenti sekolah), tidak hanya dicontoh daerah lain tapi juga mendapatkan penghargaan Pemerintah Pusat.
Rabu 18 November 2020, penghargaan yang diterima Harnojoyo semakin lengkap ketikaMetro TV menabalkan dirinya sebagai People Of The Year 2020, kategori Best Government Officer. (Medcom. id, 19 November 2020).
Semua pencapaian tersebut mampu diraih oleh Harnojoyo lantaran ia pribadi pembelajar. Sebagai pemimpin tertinggi di Kota Palembang, karakter pribadinya itu kemudian membentuk karakter organisasi. Layak apabila Palembang disebut kota (organisasi) pembelajar.
A.M. Lilik Agung, Kontributor, Trainer bisnis, Mitra Pengelola GaleriHC, lembaga pengembangan SDM/lilik@galerihc.com