HIDUPKATOLIK.com – Why. 11:4-12; Mzm. 144:1, 2, 9-10; Luk. 20:27-40
DALAM bingkai bacaan pertama dari Kitab Wahyu hari ini terkumpul macammacam lambang dari satu adegan yang penuh kuasa dan kekuatan. Dua orang saksi yang digambarkan dalam Why. 11:5-6 kiranya menunjuk pada tokoh Musa dan Elia yang bersama-sama Yesus dimuliakan di atas gunung dalam peristiwa Transfigurasi (Lih. Luk. 9:28-36). Kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian (Why.11:4) kiranya menunjuk ramalan Nabi Zakaria tentang “kedua orang yang diurapi” (mesias), Yosua dan Zerubabel (lambang imam dan raja) yang menuntun Israel sekembalinya dari pembuangan di Babilonia. Semuanya gambaran dari Perjanjian Lama itu dibawa kepada kepenuhannya dalam Kristus,
yang disalibkan tetapi dibangkitkan Allah sesudah tiga hari. Kematian tidak pernah menjadi kata terakhir bagi orang beriman. Akan tetapi, orang-orang yang tidak percaya akan kebangkitan memang barangkali tidak akan pernah sadar akan kesesatannya. Dunia dengan mudah menjadi satu karikatur kekuasaan dan kenikmatan orang-orang yang mampu menjadikan wanita sebagai alat reproduksi saja tanpa belas kasihan dan cinta.
Hukum levirat dari Kitab Ulangan 25:5 yang dipakai oleh orang-orang Saduki untuk mencobai Yesus justru menampilkan ketidaktahuan mereka akan gambaran Allah Israel yang “bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (Luk. 20:38). Hari ini Gereja merayakan peringatan wajib Santa Maria
dipersembahkan kepada Allah. Kiranya bersama Maria yang sudah dipilih sejak semula sebagai yang pantas melahirkan Putera Allah, kita juga mampu memberikan persembahan hidup kita kepada Allah kehidupan, melawan budaya kematian dalam dunia yang sering dikuasai oleh ketidakpedulian dan kepentingan diri sendiri.
Romo Vitus Rubianto Solichin, SX, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara, Jakarta