HIDUPKATOLIK.COM— Paus Fransiskus akan bertemu dengan keluarga para korban serangan Basilika Nice. Inilah ungkapan yang terucap dari bibir Walikota Nice, Christian Estrosi di upacara peringatan nasional bagi para korban pada Sabtu, 7/11. Dalam pidatonya untuk menghormati umat Katolik yang terbunuh dalam serangan teroris 29 Oktober di Basilika Notre-Dame di Nice ini, ia mengatakan akan membantu memenuhi salah satu impian terbesar para korban, bertemu dengan Paus.
“Nadine terkasih… dengan suamimu Joffrey… Aku akan mewujudkan impian terbesarmu dengan pergi ke Roma bersama dengan keluarga lain untuk bertemu dengan Paus Fransiskus,” ujar sang Walikota pada tugu peringatan yang disiarkan langsung di Nice, 7 November. Nadine Devillers, 60, adalah yang pertama dari tiga korban serangan pisau berdarah di Basilika Nice. Ia ditemukan di dekat tempat air suci dengan luka di tenggorokan, hampir terpenggal.
Melansir CNA, 7/10, Suami Nadine, Joffrey Devillers, selama 26 tahun hidup bersama selalu mengenang senyum indah Nadine, pernikahan indah mereka, dan kecintaan istrinya pada keju dalam wawancara dengan surat kabar Prancis “Nice-Matin” awal pekan ini. Ia juga mengatakan bahwa bertemu dengan Paus telah menjadi salah satu impian terbesar istrinya. “Ya, itu adalah salah satu impian terbesarnya yang sekarang hanya bisa saya penuhi,” kata Joffrey.
Selama peringatan nasional, Perdana Menteri Prancis, Jean Castex menempatkan Medali Pengakuan Korban Terorisme (Medal of Recognition of Victims of Terrorism) di depan potret besar Nadine dalam gaun pengantinnya. Ia juga menghormati dua korban lainnya: Vincent Loques dan Simone Barreto Silva.
Perdana menteri tersebut mengatakan bahwa Simone Barreto Silva pergi berdoa di basilika hampir setiap pagi. Ibu berusia 44 tahun yang berasal dari Brazil ini meninggalkan tiga orang anak. Ia diserang di dalam basilika sebelum berlindung di kafe terdekat, di mana ia meninggal akibat luka tusuk. Media Prancis melaporkan bahwa seorang saksi mendengar perkataannya sebelum meninggal: “Beri tahu anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka.”
Salah satu lagu favorit Simone, “Toda menina baiana”, oleh musisi Brasil Gilberto Gil diputar di tugu peringatan tersebut, yang disiarkan melalui streaming langsung.
Sedangkan Vincent Loques, Koster Basilika Notre-Dame di Nice, dibunuh sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-55. Ia adalah ayah dari dua putri dan telah melayani basilika selama lebih dari 10 tahun. “Vincent luar biasa dalam hal mempersiapkan kandang Natal. Saya membayangkan apa yang akan dirasakan oleh semua orang yang akan mencoba menggantikannya dalam tugas itu, ”ucap Jean Castex di acara peringatan itu.
Misa pemakaman pribadi telah dipersembahkan untuk Vincent Loques dan Simone Barreto Silva di Basilika Notre-Dame di Nice. Nadine Devillers belum dimakamkan karena otopsi untuk penyelidikan yang sedang berlangsung atas serangan itu.
Sebanyak 11 orang ditempatkan di tahanan polisi dan kemudian dibebaskan dalam penyelidikan antiterorisme. Pada hari penyerangan, polisi Prancis menembak dan menangkap pelaku, yang diidentifikasi sebagai Brahim Aouissaoui berusia 21 tahun, berdasarkan dokumen Palang Merah Italia yang dibawanya. Ia memiliki dua pisau tambahan.
Aouissaoui, seorang Tunisia yang tiba di Nice tak lama sebelum hari serangan itu, dinyatakan positif terkena virus corona saat dirawat di rumah sakit karena luka-lukanya di Nice. Pada 6 November ia dipindahkan ke Paris, di mana ia tetap dirawat di rumah sakit, dan akan diinterogasi oleh penyelidik.
Prancis saat ini berada di bawah karantina nasional kedua karena lonjakan kasus virus korona di negara itu saat musim gugur ini. Dengan pembatasan saat ini di Prancis dan Italia, belum jelas kapan keluarga korban serangan Nice akan melakukan perjalanan ke Roma untuk bertemu Paus.
Dahulu Paus Fransiskus bertemu secara individu dengan keluarga para korban serangan teroris Hari Bastille 2016 di Nice, yang menewaskan 85 orang, dua bulan setelah serangan itu.