HIDUPKATOLIK.COM– KEPERGIAN Administrator Apostolik Keuskupan Sibolga, Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap, 7 November 2020 menyisakan dukacita mendalam, tak hanya bagi umat di Keuskupan Sibolga, umat di Keuskupan Agung Medan, juga Gereja Indonesia. Uskup Anicetus menjabat Uskup Sibolga 1980-2004; Uskup Agung Medan 2009-2018, Administrator Apostolik Sibolga 2018-2020, pernah menjabat beberapa Komisi KWI.
Jenazah Uskup Anicetus, saat ini disemayamkan di Katedral Medan, Keuskupan Agung Medan. Pada hari Minggu ini, 8/11/2020 pukul 17.00 WIB akan diadakan Misa Requiem dipimpin oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap. Selanjutnya, pada malam hari, jenazah akan dibawa ke Sibolga, dan akan disemayamkan di Katedral Sibolga. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan di kompleks Seminari Menengah St. Petrus, Aek Tolang Pandan, Sibolga, Tapanuli Tengah, pada hari Selasa, 10 November 2020.
Tokoh Tak Tergantikan
Kepergian Uskup Anicetus, di mata pelbagai kalangan, adalah kehilangan besar, tidak hanya bagi Keuskupan Sibolga, Keuskuan Agung Medan), tapi juga untuk Gereja Indonesia. Ia pernah menduduki komisi-komisi di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), juga di Federasi Konferensi Uskup Asia (FBAC). Di KWI pernah menjabat Komisi Liturgi, Komisi Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan, serta Komisi Teologi. Di FBAC menjadi Wakil Ketua Komisi HAK FBAC 1989-1995.
“Bukan hanya kehilangan, tetapi sekurang-kurang-kurangnya ada empat warisan yang ia tinggalkan. Pertama, perjuangan kultural, dia seorang antropolog; kedua, kepariwisataan Danau Toba sebagai pedorong pemajuan masyarakat ekologis yang ia sebut sebagai soft tourism; ketiga, polygot dalam pluralitas berpikir, bertutur, dan bertindak secara multidimensi dan multidisiplin. Keempat, ketiga hal tadi, ia hayati dan kesetiaan sikap hati dan seluruh tindakan sampai akhir hayatnya tanpa tawar-menawar, pun bila korban nyawa jadi taruhannya,” ujar Nikolaus Simanjuntak, mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), dosen Fakultas Hukum Unika Atma Jaya, Jakarta.
Sehungan dengan dialog antarumat beragama, sebagai Ketua Komisi HAK KWI, dari pengamatan Nikolaus, Uskup Anicetus tidak mau sekadar pertemuan antartokoh agama yang sifatnya seremonial, tetapi suatu dialog interaktif, saling merangkul dalam kebersamaan lintas agama dan kepercayaan dalam kehidupan nyata keseharian. “Ini salah satu pekerjaan rumah, dari sekian banyak warisan, yang Almarhum tinggalkan dan harus kita tindaklanjuti,” pungkas Nikolaus.
Biodata Mgr. Dr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap
Lahir : Nagadolok, 25 September 1941
SD : Siatasan, Dolokpanribuan, 1949-1952 (I-III); Bahtongguran (Tanah Jawa) 1952-1955 (IV-VI)
SMP : SMP RK, Pematangsiantar
SMA : SMA Seminari Menengah Pematangsiantar, 1959-1963
Novisiat Kapusin : Parapat, Sumater Utara, 1963-1964
Fakultas Filsafat : Parapat, Seminari Agung, 1964-1967
Fakultas Teologi : STFT St. Yohanes Pematangsiantar, 1967-1970
Tahbisan Imam : Pematangsiantar, 13 Desember 1969
Studi Teologi Moral: Universitas Kepausan Alfonsiana, Roma, Lisensiat 1970-1972
Studi Teologi Dogmatik: Leuven, Belgia,S3, 1972-1975 dengan disertasi: The High God of the Toba Batak: Trancendence and Immanence, 1981
Diangkat menjadi Uskup Sibolga 24 Oktober 1980; Ditahbikan menjadi Uskup 6 Januari 1981 oleh Paus Yohanes Paulus II di Vatikan
Ketua Komisi Liturgi KWI: 1979-1988
Utusan KWI ke Sinode Uskup di Roma: 1983
Ketua Komisi Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan (HAK) KWI: 1988-1997
Wakil Ketua Komisi HAK FBAC (Federation of Asian Bishops’ Conference: 1989-1995
Ketua Komisi Teologi KWI: 1997-2003
Utusan ke Sinode Uskup Asia di Roma: 1998
Delegatus/Ketua LBI KWI: 2003-2009
Koajutor Uskup Agung Medan: Dilantik 12-2-2004
Uskup Agung Medan: Dilantik 22 Februari 2009 hingga 2018.
Anggota Komisi Teologi KWI : 2009-2018 (Ketua Seksi Ajaran Iman)
Administrator Apostolik Keuskupan Sibolga: Sejak 2018 hingga meninggal dunia, 7 Nov.2020
Bahasa yang dikuasai: (Aktif) Inggris, Italia, Jerman, Belanda, Indonesia, Batak (5 Dialek: Toba, Simalungun, Karo, Dairi, Bamban), Nias (3 Dialek: Utara, Selatan,Tello), Jawa Timur. (Pasif): Prancis, Spanyol, Latin, Melayu Pesisir, dan Minang
FHS