HIDUPKATOLIK.COM – SEJUMLAH Lembaga Pembinaan Pengembangan PESPARANI Daerah (LP3KD), mulai dari Provinsi Maluku Utara hingga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan ucapan dukacita mendalam atas meninggalnya Uskup Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap, Administrator Apostolik Keuskupan Sibolga, pada hari Sabtu, 7 November 2020.
“Keluarga besar LP3KD Provinsi NTT turut berdukacita yang mendalam atas meninggalnya Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFMCap. Semoga berbahagia di Surga dan mendoakan LP3K agar terus bertumbuh di bumi pertiwi tercinta,” tulis Frans Salem dari LP3KD Provinsi NTT. Ucapan yang sama juga datang dari LP3KD dari sejumlah provinsi lain di tanah air. Uskup Sinaga, adalah salah satu uskup yang turut menyampaikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Virtual Choir Festival (VCF) LP3KN yang sedang berlangsung. Ucapan Mgr. Sinaga dalam video sempat ditayangkan saat penyelenggaraan VCF ini.
Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap mengirim pesan kepada Bapa Kardinal Ignatius Suharyo dan para uskup di Indonesia bahwa Uskup Sinaga telah dipanggil Tuhan pada hari Sabtu, 7 November 2020, pukul 18.00 WIB.
“Bapa Kardinal dan para bapa uskup yang terkasih, dalam doa sambil mendekap tangannya, Mgr Anicetus pada pukul 18.00 WIB telah berangkat menghadap Bapa. Mari kita doakan agar Beliau beristirahat dalam damai Tuhan,” demikian WhatsApp Mgr. Kornelius yang menyebar secara luas.
Antropolog dan Budayawan
“Sedih sekaligus bangga. Dia adalah putra terbaik Batak, Uskup Katolik, anak imam Parmalim (agama asli Batak Toba, Red.) telah kembali kepada penciptanya,” ujar Salman Habeahan, yang menyunting otobiografi Mgr. Sinaga berjudul “Dari Imamat Parmalim ke Imamat Katolik”, terbit tahun 2019.
“Gereja dan masyarakat Sumatera Utara kehilangan sosok antropolog dan budayawan Batak. Dia pejuang inkulturasi Batak dan ekumenisme di Sumut. Sekitar tiga minggu lalu, Beliau menelepon saya untuk menghubungi tokoh nasional yang berasal dari Sorkam (Sibolga) Akbar Tanjung untuk bersama-sama membuat prasasti kehadiran kekristenan di Barus pada abad ke-7. Namun, satu minggu sesudah Beliau menelepon saya, Beliau masuk rumah sakit. Akhirnya rencana pembuatan prasasti tertunda, dan bahkan Beliau telah mendahului kita menghadap Bapa di Surga,” ujar Salman, umat yang berasal dari Paroki Tarutung Bolak, Tapanuli Tengah, Keuskupan Sibolga dan kini menjabat sebagai Pembimas Katolik Kantor Wilayah Agama DKI Jakarta.
Menurut Salman, Mgr. Sinaga masih beharap masih sempat melihat realiasi pemekaran keuskupan di Sumatera Utara yang ia telah persiapkan sewaktu menjabat sebagai Uskup Agung Medan. “Uskup Sinaga berharap, pemekaran ini dapat terlaksana,” tambah Salman.
Biodata Mgr. Dr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap
Lahir : Nagadolok, 25 September 1941
SD : Siatasan, Dolokpanribuan, 1949-1952 (I-III); Bahtongguran (Tanah Jawa) 1952-1955 (IV-VI)
SMP : SMP RK, Pematangsiantar
SMA : SMA Seminari Menengah Pematangsiantar, 1959-1963
Novisiat Kapusin : Parapat, Sumater Utara, 1963-1964
Fakultas Filsafat : Parapat, Seminari Agung, 1964-1967
Fakultas Teologi : STFT St. Yohanes Pematangsiantar, 1967-1970
Tahbisan Imam : Pematangsiantar, 13 Desember 1969
Studi Teologi Moral: Universitas Kepausan Alfonsiana, Roma, Lisensiat 1970-1972
Studi Teologi Dogmatik: Leuven, Belgia,S3, 1972-1975 dengan disertasi: The High God of the Toba Batak: Trancendence and Immanence, 1981
Diangkat menjadi Uskup Sibolga 24 Oktober 1980; Ditahbikan menjadi Uskup 6 Januari 1981 oleh Paus Yohanes Paulus II di Vatikan
Ketua Komisi Liturgi KWI: 1979-1988
Utusan KWI ke Sinode Uskup di Roma: 1983
Ketua Komisi Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan (HAK) KWI: 1988-1997
Wakil Ketua Komisi HAK FBAC (Federation of Asian Bishops’ Conference: 1989-1995
Ketua Komisi Teologi KWI: 1997-2003
Utusan ke Sinode Uskup Asia di Roma: 1998
Delegatus/Ketua LBI KWI: 2003-2009
Koajutor Uskup Agung Medan: Dilantik 12-2-2004
Uskup Agung Medan: Dilantik 22 Februari 2009 hingga 2018.
Anggota Komisi Teologi KWI : 2009-2018 (Ketua Seksi Ajaran Iman)
Administrator Apostolik Keuskupan Sibolga: Sejak 2018 hingga meninggal dunia, 7 Nov.2020
Bahasa yang dikuasai: (Aktif) Inggris, Italia, Jerman, Belanda, Indonesia, Batak (5 Dialek: Toba, Simalungun, Karo, Dairi, Bamban), Nias (3 Dialek: Utara, Selatan,Tello), Jawa Timur. (Pasif): Prancis, Spanyol, Latin, Melayu Pesisir, dan Minang
FHS