HIDUPKATOLIK.com – Flp. 3:17-4:1; Mzm. 122:1-2, 3-4a, 4b-5; Luk. 16:1-8
HIDUP di tengah lingkungan yang buruk bisa membahayakan, sebab lambat laun hal-hal buruk itu akan mempengaruhi cara hidup seseorang. Ketika orang beriman berada di posisi
itu, memang tidak mudah bagi mereka untuk segera berpindah tempat atau ganti lingkungan. Mau tidak mau pengaruh buruk itu harus mereka hadapi. Untuk itu dibutuhkan sebuah keteladanan dan pegangan yang kokoh sehingga umat tidak mudah ikut arus.
Pengaruh-pengaruh buruk yang dihadapi oleh jemaat di Filipi berkaitan dengan gaya hidup yang keliru. Misalnya ada orang yang beranggapan bahwa yang terpenting dalam hidup manusia adalah makan. Ada juga yang mempunyai kebiasaan mengumbar-umbar aib orang lain yang dijadikan konsumsi publik. Ada juga orang-orang yang menolak dan tidak
percaya pada hal-hal yang rohani karena menurut mereka semua itu tidak bisa dibuktikan oleh akal budi manusia.
Paulus bukan hanya memberi nasihat kepada mereka, tetapi lagi-lagi menjadikan cara hidupnya sebagai contoh bagi jemaat di Filipi. Bagi Paulus, iman bukan sesuatu yang turun dari langit begitu saja. Dalam beriman pun manusia harus berjuang dan bertahan. Segala hal yang kita miliki di dunia ini sifatnya hanyalah fana atau sementara belaka. Meski itu semua tampak penting, tetapi bukan yang paling utama dalam hidup manusia. Apa yang
dilihat mata terbatas sifatnya, malahan kadang menjebak manusia. Maka dari itu Paulus mengajak jemaatnya untuk berdiri dengan teguh dalam Tuhan, artinya memiliki Tuhan sebagai kekuatan satusatunya kekuatan dalam hidup.
Romo Josep Ferry Susanto, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Imam Keuskupan Agung Jakarta