HIDUPKATOLIK.COM — Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Merauke Pastor Johanes Juenmo Kandam mengajak pemuda untuk turut berperan dalam menjaga kerukunan umat beragama di Merauke, Papua. Menurutnya, hal itu adalah keniscayaan yang menjadi harapan seluruh pemeluk agama. Harapannya diadakan kegiatan ini adalah untuk pengenalan FKUB kepada pemuda dari kelima golongan agama di Merauke juga memberikan penjelasan kepada pemuda untuk membangun kerukunan pemuda lintas agama serta terbentuknya forum kerukunan di tingkat pemuda,” tandasnya di hadapan puluhan peserta pada Rabu, 4/11/2020, di Hotel Itese Merauke, Papua.
Mengusung tema “Peran Pemuda dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Merauke”, Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke (KAMe) ini juga ingin agar pemuda menjadi perhatian dari FKUB. Dikatakannya, setiap tokoh agama yang ada dalam FKUB sungguh antusias dan berkeinginan untuk hidup rukun dan harmonis, sehingga pada setiap pertemuan pemuda ada dalam program kerja FKUB. Dikatakannya, dengan mengutus pemuda pemudi dari ke-5 agama yang turut hadir merupakan bukti bahwa mereka sungguh memperhatikan kerukunan pemuda masing-masing sehingga semua umat mewujudkan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
Selain Pastor John Kandam, acara juga mengahadirkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Merauke, Gabriel Rettobyaan sebagai pembicara. Gabriel mengatakan, Kementrian Agama sebagai fasilitator dari kegiatan ini ingin agar FKUB membangkitkan semangat para pemuda lintas agama agar ikut bersama-sama dengan tokoh-tokoh agama yang ada untuk membentuk pilar-pilar kerukunan di tingkat kaum muda.
Dikatakannya lagi, mengapa pemuda menjadi sasaran supaya kerukunan jangan hanya menjadi gerakan para tokoh tapi di tingkat kaum muda juga gerakan yang sama ini berjalan. Diharapkan bahwa begitu banyak pemuda bisa dirangkul sehingga menjadi pion-pion penebar kerukunan dan toleransi, walaupun selama ini sudah berjalan dan biasanya pemimpinnya menjadi potret.
Ia berharap agar para pemuda lintas agama bisa mengenal agama sahabatnya. Untuk ituia menghimbau para pemuda agar tidak boleh menggunakan kata “lain” lagi, tetapi harus dikatakan sebagai “agama sahabat”. Karena kata “lain” selalu membuat kita saling berjarak dan tidak saling mengenal. Tapi kalau kata “sahabat” terus dibawa dan terus disimpan dihati.
Ia mengatakan, para pemimpin lintas agama sudah akrab lebih dahulu sebelum terbentuknya FKUB dan sebelum muncul Peraturan Bersama Dua Menteri. Bahkan para leluhur telah mencanangkan sejak dahulu sehingga dari generasi ke generasi tanpa digerakkan pun, mereka sudah berjalan dengan sendirinya. Sekarang dengan program pemerintah, tugas kepala daerah menjaga kerukunan di tingkat daerahnya. Untuk itu, Kementrian Agama juga membangun kemitraan dengan lembaga-lembaga agama supaya kerukunan dirawat dan dipelihara bersama-sama karena kerukuan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau para tokoh agama saja,tetapi menjadi tanggung jawab semua kalangan untuk menjaga dan merawatnya.
Gabriel mengatakan bahwa P. Johanes Juenmo Kandam sebagai ketua FKUB, menjadi bapa untuk semua. FKUB harus mampu untuk merangkul tokoh-tokoh yang lain, menjadikan Merauke sebagai rumah agama-agama dan terkait dengan suatu isu tokoh agama harus berbicara sebagai satu rumah.
Tampil juga sebagai pembicara Kepala Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Merauke, Rahmadayanto. Rahmadayanto juga ingin agar pemuda lintas agama harus hidup sebagai pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Pemuda juga jangan hanya pintar mengritisi tetapi juga harus pintar memberikan solusi, perangi segala bentuk kemalasan. Selain menjadi agen perubahan, pemuda juga harus menjadi agen pembangunan.
Helen Yovita Tael (KOMSOS KAMe/Kontributor)