HIDUPKATOLIK.com – Ef. 6:10-20, Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 13:31-35
AKHIR Surat Efesus, penulis surat melukiskan perlengkapan perang melawan Iblis dengan deretan sifat rohani: kebenaran, keadilan, kerelaan memberitakan Injil, iman, keselamatan, Roh/Sabda Allah, doa dan permohonan. Dengan semua perlengkapan rohani ini, karya pewartaan Injil damai sejahtera akan tetap berlanjut, tidak harus mundur oleh
tantangan dari luar maupun kelemahan diri dari dalam.
Kebulatan tekad seperti itulah yang diperlihatkan Yesus, walaupun Ia diperingatkan oleh sekelompok orang Farisi yang merasa simpati kepada-Nya (harus diingat, bahwa tidak semua orang Farisi melawan Yesus, sebagian bahkan diam-diam menjadi murid-Nya, misalnya Nikodemus). Ancaman Herodes Agripa kepada-Nya ditanggapi dengan tenang,
sebab memang sejak dari awal Ia bertekad ke Yerusalem untuk menggenapi kehendak
Bapa-Nya (Bdk. Luk 9:51). Di hadapan musuh-Nya, Yesus bersikap tegas dan jelas, namun di dalam batin-Nya Ia begitu lembut melindungi semua manusia, seperti induk ayam melindungi anak-anaknya.
Ketegasan sikap iman kita tidaklah datang dari modal nekad, grusa-grusu, yang malahan bisa mendatangkan bencana bagi kita. Keteguhan iman kita datang dari persiapan rohani yang matang, kedalaman doa, perenungan Sabda Allah, bimbingan Roh Kudus dan memperjuangkan nilainilai yang benar dari Allah. Dengan persiapan matang seperti itu, seperti Yesus, kita pun tidak mudah patah oleh rintangan dari luar, maupun hambatan dari dalam diri.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap , Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat