HIDUPKATOLIK.COM-KEUSKUPAN Timika berduka atas kematian seorang katekis aktif, Rufinus Tigau. Hal ini disampaikan Administrator Apostolik Keuskupan Timika Pastor Marten Kuayo.
Keuskupan Timika menegaskan bahwa Rufinus adalah seorang katekis yang melayani di gereja Stasi Jalae, bagian dari Paroki St. Michaelel Bilogai, Keuskupan Timika. Ia mulai menjadi katekis sejak tahun 2015 yang dilantik Pastor Paroki Bilogai Pastor Yustinus Rahangier, untuk menggantikan katekis yang meninggal Frans Wandagau.
Rufinus meninggal karena tertembak oleh aparat keamanan Indonesia yang bertugas di Intan Jaya. Selain dirinya, ada seorang anak juga yang tertembak yaitu Megianus Kobagau. Ia terkena rekoset peluru yang ditembakan aparat keamanan.
Pastor Martin membenarkan bahwa Rufinus meninggal karena ditembak. Ia dituduh sebagai anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Bagi kami itu tidak benar. Ia sejak lama sudah menjadi katekis dan menjadi pewarta yang handal,” ujar Pastor Martin, Senin, 26/10.
Rufinus meninggal tak jauh dari rumahnya dan jenazahnya ditemukan sudah dikuburkan dalam sebuah lubang dengan ditutup daun pisang. Dari informasi Keuskupan Timika, aparat TNI Polri sejak pukul 05.00 pagi sudah berada di Jalae. Mereka mengejar TPNPB yang ada di daerah itu. Hanya saja sesampai di Jalae, komplotan TPNPB sudah keluar dari kampung itu. Dari kejauhan hanya terdengar tembakan dan pada pagi hari ternyata yang terkena peluru adalah Rufinus.
Pastor Marten mengatakan terlepas dari dugaan Rufinus terlibat dalam TPNPB, karena kasus ini masih selidiki, Keuskupan Timika mengharapkan agar umat Keuskupan Timika menggelar doa bersama kepada Rufinus. Dalam Misa di seluruh gereja, diharapkan intensi khusus untuk Rufinus. “Mari kita berdoa bersama khusus umat di Keuskupan Timika, agar Rufinus bisa mengalami kebahagiaan di surga,” jelasnya.
Yusti H. Wuarmanuk