web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Derita Kakek dan Nenek Mengurus Tiga Anak Sakit Jiwa di Maumere, NTT

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM-JIKA ada yang bisa menikmati hidup di hari tua, bersyukurlah senantiasa. Anda termasuk orang yang sangat beruntung. Karena tidak semua kaum lanjut usia (lansia), mengalami kebahagiaan di hari tua.

Hal ini dirasakan Kakek Petrus ( 85) dan Nenek Maria (82) dari Desa Baomekot, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di usia senja, keduanya harus berjuang mengurus 3 orang anaknya dengan gangguan jiwa.

Petrus dan Maria memiliki 8 orang anak, 2 laki-laki dan 6 perempuan. Dari kedelapan anaknya, 4 orang mengalami gangguan jiwa. Bahkan 2 orang cowok semua sakit jiwa dan tidak menikah. Satu perempuan ditinggal suaminya. Ketiganya diurus opa dan oma. Sedangkan seorang perempuan lagi diurus oleh suaminya.

Petrus dan Maria pun tidak tahu mengapa mereka sakit jiwa. Keduanya sudah menghabiskan banyak harta untuk mengurus mereka dengan pengobatan alternatif bahkan ke dukun hingga perobatan lainnya seperti ke dokter, tapi tidak membuahkan hasil.

Di usia mereka yang sudah senja mereka hanya menyerah pada keadaan dan kenyataan hidup. Untung masih ada tetangga dan salah satu anaknya yang menikah di kampung tetangga yang membantu makan minum mereka, walaupun tidak lancar.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Seringkali mereka makan hanya sekali dalam sehari. Bahkan tak sempat makan sehari jika tetangga dan anaknya sibuk atau pergi jauh. Kedua anak cowoknya ditempatkan di rumah reot terpisah dari mereka. Dan yang cewek tinggal bersama mereka di rumah yang sangat reyot. Ketiga anaknya pun ditempatkan dalam kamar berbeda karena sering berkelahi merebut makanan.

Rektor Seminari St. Kamilus Maumere Flores, NTT Pastor Suparman Andi, MI yang fokus membangun rumah bebas pasung bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sesuai spiritualitas Pendiri Ordo Kamilus. Lewat Puskesmas setempat Pastor Andi mengetahui keberadaan rumah Petrus dan Maria di Baomekot.

“Lokasi rumah mereka sangat jauh dan medannya susah. Tapi kami harus berjuang untuk menemui mereka. Supaya tahu dari dekat kondisi dan apa yang bisa dilakukan untuk mereka,” terang Pastor Andi, Senin, 26/10.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Ketika menemui Kakek dan Nenek dan ketiga anaknya kata Kamilian asal Manggarai ini, kondisi mereka sangat memprihatinkan. keduanya hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar bisa membantu mereka. Mereka begitu bahagia ketika pastor Andi menawarkan bahwa Seminari Santo Kamilus mau membangun rumah bebas pasung bagi ketiga anaknya.

“Opa dan Oma pun menangis terharu dan sangat senang karena tidak tega melihat kondisi tempat tinggal ketiga anaknya sangat reyot dan sudah bertahun-tahun,” ujar Pastor Andi.

Pastor yang barusan merayakan Ulang Tahun Imamat ke 10 tanggal 25 Oktober 2020 kemarin memutuskan untuk membangun tiga buah rumah bebas pasung untuk ketiga anaknya supaya mudah dirawat.

“Ini akan menjadi rumah ke 45-47 yang dibangun Seminari St. Kamilus bagi pasien ODGJ yang membutuhkan perhatian. Targetnya akhir tahun 2020 sampai 50 buah rumah,” jelas Pastor Andi.

Ordo Kamilus
Ordo Kamilian didirikan oleh Santo Kamilus de Lellis. Ia lahir tanggal 25 Mei 1550 di Bucchianico Italia. Meninggal tanggal 14 Juli 1614. Spiritualitas Pendiri yakni melayani orang sakit seperti seorang ibu merawat anak tunggalnya yang sakit. Kamilus tergerak oleh kisah orang Samaria yang baik hati dan kisah pengadilan terakhir dalam Kitab Suci.
Dia menjadikan mottonya, “Menjadi Kristus seperti Samaria yang baik hati bagi orang sakit dan menemukan Kristus dalam diri orang sakit”. Juga seperti pesan Yesus, “Apapun yang kamu lakukan untuk orang kecil kamu lakukan untuk Aku”.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Saat ini di Seminari Santo Kamilus Maumere ada 68 Frater yang sedang kuliah Filsafat dan Teologi di STFK Ledalero sambil menjalankan formasinya. Mereka ikut aktif dalam pelayanan terhadap pasien gangguan jiwa, keluarga tak mampu, anak kurang gizi dan kunjungan rutin dan pendampingan terhadap pasien di RSUD Maumere, RS Katolik Kewapante serta rumah-rumah penduduk sekitar Seminari.

Yuven Fernandez (Maumere)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles