HIDUPKATOLIK.com – Ef. 4:32-5:8; Mzm. 1:1-2, 3,4,6; Luk. 13:10-17
“JADILAH penurut Allah… hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian…,” nasihat Paulus kepada jemaat di Efesus. Karena tiga tahun lamanya Paulus tinggal bersama jemaat ini, ia memahami mereka dengan sangat baik, dari cara hidup sebelum mengenal Kristus sampai dengan beriman kepada Yesus. Dari hidup tanpa
Allah menjadi penurut Allah. Kekuatan untuk menjadi penurut Allah, anak-anak kesayangan Allah, terletak pada kekuatan kasih. Kasih yang bersumber kepada kasih Yesus sendiri, yang mengorbankan semuanya demi keselamatan manusia.
Kasih inilah yang memampukan Yesus mengatasi kekakuan aturan Taurat yang “melarang” manusia bekerja pada hari Sabat. Ketaatan kaku sebagian pemuka agama Yahudi terhadap larangan bekerja pada hari Sabat kadang kala mengakibatkan lebih banyak keburukan daripada kebaikan. Yesus – yang adalah wujud Kasih yang sejati – justru membela tujuan
utama dari hukum Sabat, yakni kemuliaan Allah. Apa itu? Keselamatan bagi sesama, pembebasan dari belenggu kejahatan, yang intinya justru membela kemuliaan Allah yang sebenarnya. Pemahaman kasih yang benar memampukan Yesus menjalankan “epikeia” yang sejati, bukan untuk kemuliaan diri-Nya sendiri, melainkan demi kemuliaan Allah.
Ini suatu undangan bagi kita: memahami sebaik mungkin Sabda Allah, supaya mampu menjalankannya secara benar dan merdeka
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap , Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat