HIDUPKATOLIK.COM—Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci Vatikan mengeluarkan siaran pers resmi mengenai pertemuan dua tokoh besar Indonesia, Wapres RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla dan Mantan Menteri Hukum dan HAM serta Mantan Dubes RI Moskow, Hamid Awaludin dengan Paus Fransiskus. Pertemuan ini terjadi pada Jumat, 23 Oktober 2020 di perpustakaan pribadi Paus Fransiskus di Vatikan. Kedua utusan Indonesia ini merupakan bagian dari delegasi dewan juri dan komite ahli “2021 Zayed Award for Humanity Fraternity”, sebuah penghargaan bagi mereka yang memperjuangkan terobosan di bidang kemanusiaan secara universal.
Penghargaan tersebut diinisiasi oleh “The Higher Committee for Human Fraternity”, sebuah organisasi yang beranggotakan para tokoh terkemuka dunia di bidang agama, pendidikan, dan kebudayaan yang terinspirasi dengan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunnia dan Hidup Beragama, sebuah dokumen mengenai nilai-nilai kemanusiaan yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmad el-Tayyeb, pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi. “The Higher Committee for Human Fraternity” merupakan lembaga independen yang didukung oleh Pemerintah Uni Emirat Arab dan bermarkas di Abu Dhabi.
Lebih lanjut laporan resmi ini menuliskan bahwa Bapa Suci menyampaikan dukungannya terhadap penghargaan tersebut. Bagi Paus, penghargaan itu dapat memacu semangat para pejuang kemanusiaan di seluruh dunia dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan umat manusia yang universal tanpa memandang agama, etnis, dan golongan. Selain itu, dalam kesempatan berbincang langsung dengan Jusuf Kalla, Paus mengutarakan bahwa ia masih berkeinginan untuk mengunjungi Indonesia jika situasi sudah kondusif.
Usai melaksanakan penjurian dan bertemu pemimpin nomor satu umat Katolik, Jusuf Kalla dan Hamid Awaludin juga berkesempatan melihat Kapel Sistine dan Taman Borobudur, sebuah ekshibisi permanen di Museum Etnologi Vatikan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Museum Etnologi Vatikan yang diresmikan pada 4 Oktober 2017. Pada kesempatan ini, Jusuf Kalla dan delegasi didampingi oleh Kuasa Usaha Sementara KBRI untuk Takhta Suci, Lina Yanti Dilliane, beserta staf penasihat Sri Paus pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama di Vatikan berkewarganegaraan Indonesia, Pastor Markus Solo, SVD.
Keberadaan Taman Borobudur tersebut merupakan salah satu bentuk promosi kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional mengingat Museum Vatikan, di mana Museum Etnologi Vatikan merupakan salah satu bagiannya, dikunjungi tidak kurang dari enam juta wisatawan tiap tahunnya di masa normal. Selain itu, kehadiran Taman Borobudur juga merupakan simbol kerukunan umat beragama karena sebuah miniatur candi tempat beribadah umat Buddha dipersembahkan oleh Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan ditempatkan di sebuah museum di Vatikan, yang merupakan pusat Gereja Katolik dunia.
Kunjungan Jusuf Kalla dan delegasi ke Roma dan Vatikan dilakukan selama tiga hari pada 21-23 Oktober 2020. Saat kedatangan dan kepulangan, Jusuf Kalla dan delegasi didampingi pula oleh Dubes RI untuk Italia, Esti Andayani, beserta staf dari KBRI Roma.