HIDUPKATOLIK.COM-MELALUI Misdinar, anak-anak semakin dibina untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan hidup sebagai seorang kristiani. Dalam kegiatan-kegiatan misdinar, mereka tidak hanya dibimbing untuk melayani imam di altar dalam Perayaan Ekaristi. Tetapi mereka juga dibimbing untuk mengenal nilai-nilai kristiani sebagai dasar hidup mereka.
Sebagai tanggapan atas situasi yang dialami dunia saat ini yakni pandemik Covid-19 dan sangat pasti bahwa anak-anak misdinar tidak bisa berjumpa dengan sesamanya dalam kegiatan-kegiatan mereka, selain itu juga bertepatan dengan Hari Minggu Misi Sedunia, maka para farater Skolastikat Misionaris Keluarga Kudus (MSF) Malang, Jawa Timur, berinisiatif mengadakan Temu Misdinar.
Kegiatan ini dilakukan secara virtual ditujukan kepada para misdinar dari paroki-paroki di mana dilayani oleh para imam MSF Propinsi Kalimantan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 18/10/2020.
Kegiatan ini dibuka oleh Romo Agustinus Doni Tupen, MSF, salaku Propinsial MSF Propinsi Kalimantan. Dalam sambutan pembukanya, Romo Doni mengatakan, dirinya sangat bahagia dengan kegiatan ini, karena meskipun dalam situasi pandemi yang kita alami saat ini, tetapi kesempatan ini dapat dikatakan sebagai suatu berkat bagi kita. “Hal ini karena dengannya kita masih berjumpa dan dapat membangun semangat persaudaraan sebagai satu keluarga,” ujarnya.
Sebagai narasumber Romo Petrus Prilion, MSF menjelaskan bahwa ada sepuluh hal yang perlu dimiliki oleh seorang misdinar. “Setiap misdinar harus memiliki sikap kerendahan hati, melayani dengan senang hati, tidak sombong, rela berkorban, tanpa pamri, sabar, ceria, peduli, jujur dan pendoa. Seorang misdinar harus memiliki sikap-sikap ini,” ungkapnya.
Temu virtual ini tak lain untuk mengobati rasa rindu para misdinar untuk berjumpa dengan teman-teman serta melayani di gereja dan juga membina hidup mereka selain sebagai orang Katolik juga sebagai anak-anak misdinar.
Mereka diajak untuk mengenal lebih dalam aspek-aspek yang perlu dihidupi sebagai seorang misdinar juga sebagai seorang Kristiani. Selain itu mereka diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan mereka selama pandemi ini, di mana tidak ada kesempatan untuk berjumpah dan melayani di gereja. “Dan dengan kegiatan ini, para misdinar diharapkan semakin membangkitkan semangat mereka untuk menjalankan satu misi yakni melayani Gereja,” harap Romo Doni.
Fr. Theobaldus Boi Sarah, MSF (Tidar, Malang)