HIDUPKATOLIK.COM— Setelah penghormatan publik Beato Carlo Acutis diperpanjang hingga 19 Oktober, akhirnya kaca yang memungkinkan para peziarah untuk melihat jasadnya ditutup secara permanen sebab perayaan resmi beatifikasi remaja Italia itu akan segera berakhir. Penutupan itu dilakukan pada hari Senin, 19/10.
Prefek baru Kongregasi Penggelaran Kudus Vatikan, Mgr. Marcello Semeraro mempersembahkan Misa untuk menandai penutupan makamnya. Meski tertutup, makam Beato Carlo akan tetap berada di Gereja St. Mary Major’s Sanctuary of Spoliation di Assisi, di mana pengunjung dapat berdoa di depan makam selama bertahun-tahun yang akan datang.
Ribuan orang telah mengunjungi tempat peristirahatan terakhir programmer dan gamer muda ini, termasuk anggota Dewan General SS.CC, Romo Thomas Sukotriraharjo, SS.CC. Kepada HIDUP Romo Thomas menghaturkan rasa syukur karena bisa melihat Beato Carlo Acutis sebelum makamnya ditutup. “Saya bersyukur kepada Tuhan karena pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 sempat mengunjungi makam Beato Carlo Acutis saat jasadnya masih di ekspos,” ungkapnya penuh syukur.
Saat mengadakan Misa, Uskup Assisi-Nocera Umbra-Gualdo Tadino, Mgr Domenico Sorrentino mengatakan dalam homilinya pada Sabtu, 17/10, bahwa Beato Carlo seperti Santo Fransiskus dari Assisi, “Ia mampu bebricara dalam bahasa orang muda yang merupakan bahasa orisinal. Ia menambahkan, “Baik Carlo dan Fransiskus ingin berbicara kepada orang muda dalam bahasa mereka untuk mengatakan bahwa mereka bersukacita, bahagia, asli, tetapi di jalan yang benar, yaitu cara Yesus. Karena itu kita harus memastikan bahasa mereka ini sampai ke anak muda.”
Dalam Misa di Basilika Santo Fransiskus dari Assisi, Carlo menjadi milenial pertama yang dibeatifikasi. Tumbuh di Milan pada 1990-an dan awal 2000-an, ia hobi bermain video game dan belajar sendiri C ++ dan bahasa pemrograman komputer lainnya. Tetapi banyak yang telah bersaksi bahwa inti dari kehidupan remaja itu adalah pengabdiannya yang kuat kepada kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi.