HIDUPKATOLIK.com – Ef. 2:1-10; Mzm. 100:2, 3, 4, 5; Luk. 12:13-21
PERUMPAMAAN tentang orang kaya yang bodoh tidak bermaksud mengecam kekayaan, jangan pula disalahpahami sebagai anjuran untuk beramai-ramai menjadi orang miskin.
Melalui perumpamaan ini, Yesus menyatakan bahwa kekayaan pada dasarnya bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah sikap orang atas kekayaan itu, yakni kalau menganggapnya sebagai tujuan hidup atau sumber kebahagiaan, sehingga rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya.
Orang kaya dalam perumpamaan ini adalah contoh yang buruk. Ia bersikap tamak, ingin menikmati kekayaannya seorang diri, tidak peduli dengan orang lain. Orang ini bodoh karena menganggap kekayaan yang melimpah sebagai jaminan hidup, padahal hidupnya tetap saja berakhir sewaktu-waktu.
Bekerja keras agar hidup sejahtera bukan hanya boleh, tetapi memang harus. Namun, setelah kesejahteraan yang didambakan tercapai, hendaknya kita tidak bersikap tamak. Kekayaan adalah anugerah Tuhan. Manfaatkanlah itu untuk membantu sesama yang membutuhkan. Itulah yang dikehendaki Tuhan agar semakin banyak orang merasakan kebaikan hati-Nya. Jadilah orang kaya yang cerdas, yakni yang siap berbagi demi kesejahteraan bersama.
Jarot Hadianto, Unit Naskah dan Penerbitan Lembaga Biblika Indonesia