HIDUPKATOLIK.com – Ef. 1:11-14; Luk. 12:1-7; Mzm. : 33:1-2,4-5,12-13.
PERCAKAPAN Yesus pada bagian sebelumnya diakhir dengan kecaman terhadap kaum Farisi dan bab ini diawali dengan topik tentang orang Farisi sebagai sebuah objek pembelajaran bagi murid-murid. Hanya ada satu kata untuk menyimpulkan gaya hidup orang Farisi yakni “kemunafikkan”, walau pun tidak semua orang Farisi adalah orang munafik. Mereka berjuang menampakkan diri serba ‘baik’ dan ‘unggul’ dalam hal pengetahuan mau pun praktek hukum, sekali pun secara harafiah. Bagi mereka yang terpenting adalah apa yang nanti dinilai dan dikatakan orang lain,bukan apa yang ‘dikehendak Tuhan’. Kebalikkan dari kemunafikan adalah sikap tobat dan kerendahan hati.
Sebagaimana orang Farisi menolak Yesus dan ajaran-Nya, demikian pula para murid akan mendapat perlawanan dari mereka. Olehnya Yesus mengingatkan mereka agar tidak takut menghadapi perlawanan dari manusia, sebab Tuhan adalah jaminannya. Para musuh pun
pada pengadilan terakhir akan dinilai berdasarkan kesetiaan mereka kepada Tuhan.
Rasul Paulus mengingatkan bahwa Allah telah menebus kita dengan darahNya dan memilih kita menjadi kepunyaanNya. Maka hidup ini harus menjadi syukur dan berkat bagi orang lain.
Sr. Grasiana, PRR, Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum Roma