HIDUPKATOLIK.com – Gal.4:22-24,26-27,31-5:1; Luk. 11:29-32; Mzm. : 113:1-2,3-4,5a.6-7
BAGI orang Israel pada zaman Yesus ‘tanda’ merupakan syarat yang perlu dilakukan agar orang percaya. Mereka ingin mencoba Yesus agar Ia membuktikan diri sebagai utusan Allah dengan melakukan sebuah mukjizat spetakular. Namun Yesus tidak meloloskan permintaan mereka, selain tanda yang sudah mereka kenal sejak dulu yakni tanda Yunus. Kini tanda
yang sama juga hadir dalam hidup dan kesaksian Yesus tentang Kerajaan Allah, namun hati orang Israel tertutup untuk mendengarkan-Nya.
Ratu dari Sheba dan kota Ninive sekali pun mereka tidak termasuk dalam umat pilihan, namun mereka telah terbuka mendengarkan suara Tuhan dan menerima pewahyuan Allah dengan bersedia untuk bertobat. Sebaliknya umat pilihan sendiri menolak kesempatan yang ditawarkan oleh Allah melalui Yesus Kristus untuk bertobat.
Yesus sendiri adalah tanda dari Allah, Ia jauh lebih besar dari tanda Yunus mau pun dari kebijaksanaan Salomo yang termasyur di tengah umat pilihan. Rasul Paulus mengingatkan Jemaat di Galatia agar tidak diperbudak oleh kesombongan dan keraguan namun mengandalkan Kristus yang memerdekakan kita. Bagi kita orang Kristiani yang hidup di zaman sekarang, apakah kita juga menuntut tanda yang lebih besar dari Yesus?
Sr. Grasiana, PRR, Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum Roma