HIDUPKATOLIK.COM— Carlo Acutis pernah berkata bahwa tujuan hidupnya adalah selalu dekat dan terhubung dengan Yesus. Secara gamblang ia berujar, “Tujuan kita haruslah pada apa yang kekal, bukan yang terbatas. Hidup kekal adalah tanah air kita. Kita diharapkan masuk ke dalam surga sejak dahulu kala.” Ia juga menambahkan dengan gaya bertutur anak mudanya, “Semua orang dilahirkan dengan orisinalitas masing-masing, tetapi banyak yang mati sebagai fotokopian.”
Kelahiran 3 Mei 1991 ini menegaskan bahwa Firman Allah adalah kompas kehidupan manusia. Firman Allah inilah yang harus menjadi alat ukur diri setiap orang. Untuk mencapai tujuan mulia itu semua, jelas Carlo, diperlukan “senjata” khusus yakni sakramen dan doa. Secara khusus, ia menempatkan Sakramen Ekaristi di jantung hidupnya sendiri. Ekaristi baginya merupakan jalan raya menuju surga.
Usai menerima komuni pertamanya pada usia tujuh tahun, Carlo tidak pernah melewatkan kehadirannya pada Misa harian atau mendaraskan rosario. Setiap hari ia selalu berusaha mempraktikkan Devosi Ekaristi. “Dengan berdiri di hadapan Kristus yang ada dalam Ekaristi, kita menjadi kudus,” ujarnya yakin. Ia pun kerap bertanya di dalam hati, mengapa seringkali kita melihat antrian panjang bermeter-meter, rela menunggu berjam-jam untuk pergi menonton konser atau film, tapi antrian itu tidak pernah terlihat dihadapan Kristus yang ada dalam Ekaristi. “Banyak orang tidak menyadari apa yang telah mereka lewatkan. Jika tidak, gereja akan penuh dan mungkin kita tidak bisa masuk ke dalam,” ungkapnya prihatin.
Di hadapan Sakramen Mahakudus, Carlo akan selalu mengulangi perkataan ini dengan penuh semangat di dalam hatinya bahwa Kristus hadir dengan cara yang sama seperti dia hadir pada 2000 tahun yang lalu saat zaman para rasul. Saat itu, orang harus melakukan perjalanan terus menerus untuk melihat-Nya, sementara kita hari ini lebih beruntung karena bisa menemukan Yesus di gereja mana pun yang terdekat dari rumah kita. Mengutip perkataanya, “Yerusalem berada tepat di depan pintu kita.”
Dari hari-harinya sebagai seorang katekis yang baik, Carlo akan mencoba yang terbaik untuk menemukan cara baru untuk membantu orang lain memperkuat iman. Atas dasar inilah, ia meninggalkan sebuah warisan, di antaranya katalog Mukjizat Ekaristi. Inspirasi ini di dapat pada tahun 2002, saat mengujungi Pameran Rimini, Carlo memutuskan untuk menggelar pameran Mukjizat Ekaristi yang diakui oleh Gereja. Rencananya itu juga melibatkan keluarganya selama hampir dua setengah tahun.
Efek spiritual yang ditimbulkan dari pameran ini tidak bisa diprediksi sebelumnya. Berdasarkan katalog resmi yang dikeluarkan oleh penyelenggara Pameran Interanasional : Mukjizat Ekaristi di seluruh dunia dipilah dan dirancang oleh Carlo Acutis menyebutkan bahwa pameran tersebut telah diselenggarakan di lima benua. Banyak paroki yang meminta agar materi pameran dibuat dan dikumpulkan dalam katalog yang disertai oleh kata pengantar dari Kardinal Angelo Comastri, Imam Agung dari Basilika Kepausan Vatikan dan Vikaris Jenderal Kepausan untuk kota Vatikan, serta Mons. Raffaello Martinelli, kemudian kepala Kateketik Kongregasi Ajaran Iman. Sejak saat itu, bisa dibilang pameran ini melakukan keajaibannya sendiri. Di Amerika Serikat sendiri, berkat bantuan Knights of Columbus, Komunitas Kardinal Newman, dan Asosiasi Pendidikan Kehadiran Nyata, bersama dukungan Kardinal Edmond Burke, pameran ini telah diselenggarakan di ribuan paroki dan lebih dari 100 universitas. Beberapa orang awam juga ikut mempromosikannya.
Konferensi Waligereja, termasuk Konferensi Waligereja Filipina, Argentina, Vietnam, dan masih banyak lagi. Bahkan pernah mengunjungi Cina dan Indonesia. Basilika penting telah menjadi tuan rumah pameran bagi Carlo, termasuk Sanctuary of Our Lady of Fatima pada ulang tahun ke-100 Francisco Marto.
Untuk itu, menyambuat beatifikasi Carlo Acutis, dibuka kesempatan untuk melakukan kunjungan virtual melalui laman www.carloacutis.com dan www.miracolieucaristici.org.