HIDUPKATOLIK.COM-USKUP Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC memberkati dan meletakan batu pertama pembangunan Rumah Duka Krematorium Lux Aeterna Paroki St.Ignatius Manado, Kamis, 1/10/2020.
Hadir dalam acara ini Kepala Paroki St. Ignatius Pastor Damianus Yangko Alo, Dkn. Micky Koyongian, Pastor Terry Ponomban dan anggota Dewan Pastoral Paroki, Dewan Keuangan Paroki dan Ketua Lingkungan Paroki St. Ignatius Manado.
Dalam laporan singkat di awal acara, Ketua Bidang III pembangunan gedung Bapak Tjipto Wonosantoso menjelaskan ada tiga bagian proyek ini yaitu rumah duka, gedung krematorium, dan rumah abu-yang dalam waktu dekat akan segera dibangun. Kali ini Mgr. Rolly, sapaan Uskup Manado, meletakan batu pertama di rumah duka dan krematorium. “Dan ini merupakan bukti bahwa keuskupan sangat mendukung pentingnya kegiatan ini,” ujarnya.
Pencanangan rumah ini atau proyek ini sudah dimulai sejak awal tahun 2020. Waktu kurang lebih 7 bulan telah berlalu dan hari ini adalah tindak lanjutnya akan di laksanakan pembangunan rumah duka, kreamatorium, dan rumah abu ini semua di rencanakan akan berjalan 8 bulan lamanya.
Tjipto menambahkan, ia memohon doa restu dari semua umat Keuskupan Manado agar ada rumah duka dan krematorium serta rumah abu di Keuskupan Manado yang juga rata-rata banyak dari etnis Tionghoa. “Dan titipan dari tim pembangunan selain doa mohon juga bantuan doi (uang) karna sampai saat ini tim kerja membuka hati jika ada umat yang mau memberikan sumbangan sangat diharapkan dan disampaikan terima kasih,” ujarnya sambil tersenyum.
Di tempat yang sama, Mgr. Rolly yang mengawali pemberkatan ini dengan Misa mengajak umat dan para pastor yang hadir untuk merenungkan Sabda Allah dalam Mat. 7 : 24-27, soal mendirikan rumah di atas batu. “Hidup manusia harus memiliki fondasi seperti sebuah bangunan yang memiliki fondasi bagi sebuah rumah. Maka itu, fondasi yang kita bangun harus kuat agar menjadi rumah yang aman, kuat dari terpaan badai apapun.”
Mgr. Rolly sendiri merasa bangga bahwa di tengah pandemi, Paroki St. Ignatius terus bertekad memulai pembangunan ini dengan inspirasi pada Mazmur 127: “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.”
Bagi saya, “Ini adalah Iman kita. Tuhan sudah memberikan semua bakat, talenta, kemampuan namun kita semua sadari dari semua kemampuan itu kita mengakui dengan rendah hati, ini semua boleh terjadi karena penyelenggaraan Tuhan,” sebutnya.
Mgr. Rolly menjelaskan bahwa dengan dimulainya peletakan batu pertama ini berarti rumah ini secara lengkap dimulai pembangunannya. “Kita percaya, Tuhan akan membantu kita untuk memulai dan mengakhiri semuanya dengan penuh kasih.”
Dilanjutkan oleh Pastor Damianus bahwa ada kerinduan dari tengah-tengah umat untuk memiliki gedung untuk menghormati orang yang meninggal. Ada banyak praktek soal penguburan orang mati dalam kehidupan beriman. Ada tradisi yang menggunakan praktek kremasi, dan itu Gereja hargai. “Maka dengan adanya rumah ini, kita percaya saudari-saudara yang meninggal bisa menjadikan ini rumah terakhir bagi mereka,” jelasnya.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Komsos St. Ignatius Manado