web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Santo Fransiskus Borgia

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Francisco de Borja y Aragon, Superior General Serikat Jesus ke-3

Arti nama

Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti “Orang Perancis”. Nama ini diturunkan dari kata  “Francus”  (yang berarti : “Seorang Franc”, atau “Seorang bebas”). Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno “Franc” yang berarti “Bebas”.

Fransiskus Borgia (Francesco Borgia de Candia d’Aragon) adalah seorang bangsawan Spanyol dan Raja muda Catalonia yang meninggalkan kehidupan duniawi untuk menjalani kehidupan religius dalam biara Serikat Jesus.  Ia lahir di Spanyol pada tanggal 28 Oktober 1510. Ia adalah putera sulung dari pasangan Juan de Borgia, Raja muda Gandia, dan Juanna de Aragón. Seorang saudaranya, Tomas Borgia, kelak juga menjadi seorang imam lalu diangkat menjadi uskup Malaga dan Uskup Agung Zaragoza.

Sejak kecil ia sudah kelihatan sebagai seorang anak yang saleh dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang biarawan. Namun keluarganya mengirimnya ke istana Raja Charles V, dari kekkaisaran Romawi Suci (yang juga disebut Raja Charles I dari Spanyol), di mana ia disambut  dengan hangat sebagai keluarga kerajaan dan sering menemani Kaisar pada beberapa kesempatan.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Pada bulan September 1526, Fransiskus menikah dengan seorang wanita bangsawan Portugis bernama Leonor de Castro Mello y Meneses. Dari pernikahan ini mereka memiliki delapan orang anak. Pada tahun 1539 ia dinobatkan sebagai Raja Muda Catalonia. Sebagai penguasa yang beragama Kristen, ia tampil bijaksana dan saleh. Ia menunjukkan teladan hidup yang baik kepada rakyatnya sesuai keutamaan Kristiani. Ia bersikap tegas terhadap semua bangsawan yang korup. Oleh karena itu banyak orang tidak menyukai dia.

Ketika Ratu Isabela meninggal dunia, jenazahnya harus dibawa ke Granada. Raja Muda Fransiskus Borgia ditugaskan untuk mengawal jenazah itu. Sebelum dimasukkan ke pemakaman, peti jenazah harus dibuka untuk membuktikan bahwa jenazah ratulah yang akan dimakamkan. Ketika peti jenazah dibuka, Fransiskus hampir pingsan oleh bau busuk yang sangat menusuk hidung. Ia menyaksikan kehancuran mayat ratu yang dulu begitu cantik, bahkan dipujanya. Sejak itu ia berjanji untuk tidak lagi mengabdi pada seorang raja duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya. Ia bertekad menyerahkan dirinya kepada Tuhan sambil berjanji akan merubah cara hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan.

Tatkala isterinya meninggal dunia pada tahun 1546, ia memutuskan masuk Serikat Yesus. Segala hartanya diwariskan kepada anaknya yang sulung. Di dalam Serikat Yesus, Fransiskus ditahbiskan menjadi imam pada usia 41 tahun. Cara hidupnya sederhana dan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang dianggap hina oleh banyak orang. Imam Fransiskus dikenal saleh. Kotbah-kotbahnya sangat menyentuh hati umat sehingga dapat membawa kembali banyak orang kepada pertobatan.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Fransiskus sangat berjasa pada saat pembentukan apa yang saat ini dikenal sebagai Universitas Gregoriana di Roma. Kesuksesannya itu membuat Paus Julius III menyatakan keinginannya untuk mengangkat Fransiskus menjadi seorang kardinal.  Namun fransiskus merasa tidak layak dan berat hati untuk menerima jabatan mulia tersebut. Ia lebih senang untuk berkarya bersama umat atau menjadi seorang misionaris. Namun ia juga tidak mungkin membantah keputusan Paus. Karena itu sebelum keputusan paus diterbitkan, Fransiskus Borgia, dengan sepengetahuan atasannya Santo Ignatius de Loyola, meninggalkan kota Roma secara diam-diam dan kembali ke Spanyol, ke kota Basque.

Disana ia merasa senang dapat menghabiskan waktunya dalam keheningan dan doa. Namun  teman-teman Jesuitnya membujuknya untuk menerima peran kepemimpinan yang kata mereka : telah ditakdirkan baginya. Pada tahun 1554,   ia ditunjuk oleh Santo Ignasius untuk menjadi komisaris jenderal Jesuit di Spanyol. Setelah itu, dua tahun kemudian, St Fransiskus juga diberi tanggung jawab untuk misi Serikat Jesus di Hindia Timur dan Hindia Barat.  Pada tahun 1565, Fransiskus terpilih menjadi Superior Jendral Serikat Jesus yang ketiga, setelah kematian superior Jendral Serikat Jesus yang kedua, Diego Laynez SJ, pada bulan Januari 1565.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Cita-citanya sebagai pemimpin Serikat Yesus ialah menjiwai ordonya dengan semangat hidup Santo Ignasius, serta memperluas wilayah apostolatnya ke seluruh dunia.  Banyak imam Yesuit dikirimnya ke luar negeri seperti ke Polandia, Mexico, Peru dan Brasilia.  Jumlah kolese diperbanyak untuk mendidik kader-kader yang dapat melanjutkan karya Gereja.  Ketika ia berusia 61 tahun, ia mendapat tugas dari Paus Pius V untuk mempersatukan para raja Kristen guna menghadapi ancaman bangsa Turki atas wilayah-wilayah Kristen. Bersama dengan Paus Pius V dan Santo Karolus Borromeus, ia juga bekerja keras mereformasi Gereja Katolik.

Fransiskus Borgia tutup usia karena sakit pada tanggal 30 September 1572. Jenazahnya dimakamkan di Madrid, Spanyol. Pada 23 November 1624 ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XV dan pada 20 Juni 1670 ia dikanonisasi oleh Paus Klemens X

Irensius Erwin M

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles