HIDUPKATOLIK.COM-JAKARTA, 24 September 2020 – Pada 25 September 2020, Radio Katolikana resmi menyapa pendengar milenial secara live streaming di laman radio.katolikana.com. Dibuka dengan siaran non stop selama 56 jam oleh 28 penyiar muda dari sejumlah kota di Indonesia.
Radio Katolikana mendekatkan isu-isu sosial agama dengan cara santai, kreatif, dan unik. Para penyiar dan pengelola Radio Katolikana menyadari orang muda punya cara pandang lebih terbuka dalam melihat agama. Maka, konten siaran, meskipun tentang agama tapi dibawakan tak kaku dan fresh.
“Dalam beberapa kasus, siar agama dipakai untuk membawa pesan-pesan universal. Namun, tak sedikit yang membawa pesan-pesan intoleransi, hate speech, bahkan memicu konflik dan kekerasan berbalut agama,” kata Dhyana Chitta Samatha, Direktur Eksekutif Radio Katolikana.
Menurut Dhyana dalam satu dekade ini, siar agama telah merebut ruang-ruang informasi melalui pintu-pintu kanal media baru. Siar agama di media baru telah menyebarkan pengaruh terhadap para penganut keyakinan agama.
“Dulu, informasi diproduksi oleh media massa lewat kerja jurnalistik. Kini, sejak media baru berkembang melalui channel-channel di sosial media, siapa pun yang terampil dan mampu memproduksi konten bisa ambil bagian sebagai pembawa pesan (messenger),” ujar Dhyana.
Selain siaran live streaming non stop selama 56 jam, dalam rangka Grand Launching Radio Katolikana, juga digelar live talkshow yang membahas fenomena media baru dalam siaran agama di era 4.0. Live talkshow diselenggarakan pada Sabtu (26/9/2020), pukul 19.30-21.30 WIB, bertajuk “Siar Agama di Era Digital”, disiarkan live streaming di kanal Youtube Katolikana.
Narasumber dalam live talkshow tersebut adalah Errol Jonathans (CEO Suara Suarabaya), Maria Hartiningsih (Penulis, jurnalis Kompas 1984-2015), Devi Asmarani (Pemimpin Redaksi Magdalene.co), dan Pastor Steven Lalu (Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI).
Live talkshow ini membahas tentang media baru yang mempromosikan gerakan inklusi, pluralisme, sekaligus kritis terhadap persoalan sosial keagamaan di Tanah Air. Bagaimana media baru berbasis komunitas agama, mampu menembus sekat-sekat perbedaan? Bagaimana media baru bisa berumur panjang dan menjadi bagian hidup generasi milenial?
Selain itu ada live talkshow “Mencintai Puisi bersama Joko Pinurbo”. Joko Pinurbo adalah penyair Katolik yang sering melakukan interpretasi nilai-nilai Kristiani dalam puisi-puisinya.
Di luar itu, masih banyak program-program menarik yang dihadirkan oleh 26 penyiar Radio Katolikana yang berasal dari berbagai kota dan penjuru Indonesia. Radio Katolikana juga membuka diri untuk kolaborasi dengan berbagai komunitas yang ada di Indonesia atau pun di negara lain.
“Buat para sahabat dan pendengar setia Radio Katolikana, mohon doa dan dukungan agar Radio Katolikana bisa menjadi sahabat Anda dalam menjalani perziarahan kita,” tutur Dhyana.
Tentang Radio Katolikana
Radio Katolikana adalah radio streaming yang digerakkan oleh komunitas orang-orang muda Katolik yang diresmikan pada tanggal 25 September 2020. Radio Katolikana adalah radio independen tidak berada di bawah Keuskupan atau Paroki tertentu. Anggotanya berasal dari orang-orang muda Katolik lintas keuskupan dan paroki. Dengan motto ‘Wajah Gereja Nusantara’, Radio Katolikana bertujuan memberi informasi dan hiburan yang positif dan inspiratif kepada pendengar, memperkuat persaudaraan sejati, dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keindonesiaan.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Tim Radio Katolikana