HIDUPKATOLIK.COM-BEBERAPA frater berjingkrak-jingkrak. Dengan pakaian khas diiringi musik Gong Waning, mereka membawakan Tarian Hegong. Tari Hegong merupakan satu tarian tradisional dari Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini sering dibawakan dalam berbagai acara adat seperti penyambutan tamu penting, kesenian daerah, dan berbagai acara penting lainnya, seperti penjemputan Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu bersama rombongan, Selasa, 8/9/2020.
Penjemputan Uskup Maumere sebagai penanda Perayaan Ekaristi Ulang Tahun ke-65 Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret sekaligus Peresmian Saint Peter Hall, Maumere.
Usai penjemputan, Victor Nekur selaku pembaca acara menyapa tamu undangan dengan ucapan selamat datang dalam bahasa daerah Sikka. Lalu dilanjutkan Praeses Pastor Philipus Ola Daen yang menyapa khusus Uskup Edwal, sapaan pemimpin tertinggi Gereja Maumere itu.
Momen penjemputan dan ucapan selamat datang ini terasa begitu menggembirakan, mengena di lubuk hati para frater dan para imam di Seminari Ritapiret. Alasannya, untuk pertama kalinya Mgr. Edwal mengunjungi lembaga pembinaan calon imam diosesan ini setelah ditahbiskan sebagai Uskup Maumere, 2018 lalu.
Maka, Perayaan Ekaristi di Seminari menjadi sukacita besar tidak saja bagi segenap keluarga besar Seminari Ritapiret, tetapi juga menjadi sukacita bagi Mgr. Edwal. Hal ini sebagaimana terungkap dalam pengantar khotbahnya.
Menggenapi 65 tahun ini, Perayaan Ekaristi yang berlangsung di Saint Peter Hall ini mengusung tema, “Menjadi Abdi Allah Yang Unggul dan Rendah Hati.” Merefleksikan tema ini, Mgr. Edwal menjelaskan arti sebenarnya menjadi pelayan yang rendah hati dan unggul. Katanya, Abdi Allah yang memiliki keutamaan rendah hati telah ditunjukkan dan tampak dalam figur Bunda Teresa dari Kalkuta.
“Teladan Bunda Teresa adalah teladan kerendahan hati. Baiklah juga kita sebagai Abdi Allah, meneladani cara hidup Bunda Teresa,” ajak Mgr. Edwal dalam Ekaristi yang didampingi dua imam yang sedang merayakan 25 tahun imamat Pastor Matias Daven dan Pastor Stef Labuan, dan 25 imam konselebran lainnya.
Lanjut Mgr. Edwal, kerja sebagai pelayan Allah bukan untuk menjadi ‘viral’ atau terkenal tetapi pertama-tama mendasari pelayanan kita dengan semangat pengorbanan dan Kebangkitan Kristus. “Kerja pelayanan bukan untuk viral tetapi harus didasari pada semangat pengorbanan sebagaimana telah ditunjukkan oleh Kristus,” ujar mantan Praeses Seminari Tinggi Ritapiret ini.
Kebersamaan sebagai communio ini diakhiri dengan upacara peresmian dan pemberkatan bangunan Saint Peter Hall, Rusun TOR St. Yohanes dan lonceng Kapela Ritapiret. Mgr. Edwal menandatangani prasasti didampingi Praeses Philipus dan Yohanes Saka selaku arsitek sekaligus kontraktor yang memimpin pembangunan aula.
Di waktu yang sama, Praeses Philipus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah menyukseskan pembangunan aula ini. “Dalam setiap pembangunan Tuhan menjadi arsitek utama,” tandas Praeses.
Di kesempatan yang berbahagia ini, Praeses Pihilipu memberikan cinderamata kepada Mgr. Edwal dan Yohanes Saka.
Yuven Fernandez (Maumere)