HIDUPKATOLIK.COM-KEKURANGAN fisik tak menghambat Romo Agustinus Bernardinus Sadji OFM dalam melayani. Selama lebih sisa hidupnya, Romo Sadji, sapaannya, melayani tanpa sekat. Banyak umat mengenalnya sebagai pribadi yang rendah hati. Ada yang menyebutnya, penyemangat umat dikala sakit. Ia berhasil menyempurnakan jiwa mereka yang menghadapi sakratul maut lewat Sakramen Perminyakan Suci di Rumah Sakit Sint Carolus, Jakarta.
Sayang, “sang penyelamat” telah pergi untuk selamanya. Karyanya berhenti di dunia pada Jumat, 4/9. Sekitar pukul 07.00, Romo Sadji, tutup usia di Depok, Jawa Barat. Ia meninggal dalam usia 78 tahun.
Imam Sederhana
Romo Sadji dikenal sebagai imam dengan satu lengan. Meski begitu, ia tak pernah lalai menjalankan tugasnya sebagai seorang alter Christus (Kristus yang lain) di dunia. Misal, saat bertugas di Paroki Hati Kudus Kramat, Keuskupan Agung Jakarta, ia tak pernah lalai memperhatikan orang-orang sakit. Bagi umat yang pernah merasakan pelayanannya, Romo Sadji adalah imam yang rendah hati, sederhana, dan murah hati.
Sebagaimana kesaksian Romo Albertus Purnomo, OFM, dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Romo Purnomo menjelaskan kepergian Romo Sadji meninggalkan duka yang mendalam bagi umat katolik khususnya keluarga besar Tarekat Fransiskan (Ordo Fratrum Minorum/OFM) Indonesia.
Perihal meninggalnya, Romo Purnomo menambahkan Romo Sadji meninggal karena penyakit jantung. Sebelumnya, Romo Sadji pernah melakukan operasi jantung. Penyakit sudah lama diderita Romo Sadji.
“Romo Sadji adalah seorang Fransiskan yang sangat sederhana. Ia menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Ia setia memberi Sakramen Minyak Suci bagi orang-orang sakit. Sosoknya begitu menginsprasi. Ia sederhana dan tidak minder dengan keterbatasan fisiknya,” kenang Romo Purnomo tentang pribadi Romo Sadji.
Lanjutnya, meski Romo Sadji hidup dengan keterbatasan yang ada, ia menjadi andalan bagi setiap umat. Ia selalu dicintai umat bukan karena belaskasih semata, tetapi kebijaksanaannya. “Ia melayani dengan apa adanya, menerima semua itu sebagai berkat Tuhan,” tutur Romo Purnomo.
Satu keistimewaan Romo Sadji adalah menerima imamat sebagai pemberian Tuhan yang terindah dalam hidupnya. Panggilannya dijalani dengan sukacita. Hal ini Nampak dalam caranya bersosialisasi dengan orang lain. Ia penuh humoris, bercanda dan suka menghibur orang lain. “Beliau mengajar kepada orang muda tentang hidup dia yang sederhana, menerima keterbatasan yang dimiliki. Seluruh Fransiskan merasa kehilangan, tetapi hidup harus tetap jalan maju,” tambah Romo Purnomo.
Ibadah Pemakaman
Terkait teknis pemakamannya, Sekertaris Provinsi OFM Indonesia, Romo Stefan OFM, mengatakan, “Saat ini pengurus harian sedang membicarakan hal-hal teknis terkait pemakamannya dan nanti akan dikabarkan kepada semua umat.”
Berikut merupakan acara yang sudah disusun oleh Romo Stefan OFM. Ibadat Arwah akan dilaksanakan pukul 11.30 WIB di Novisat OFM Depok, berikutnya dilakukan pemberangkatan ke Gereja St. Paulus Depok pada pukul 14.00; dilanjutkan dengan Misa Requiem, dan yang terakhir dalam acara tersebut pemakaman di Kalimulia Depok.
“Bersama dengan Paroki St. Paulus Depok, mengajak saudara/i terkasih dalam melakukan Misa Requiem untuk Rm. Sadji, yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, 4/9, pukul 14.00, Misa dilakukan secara live streaming,” ujar Romo Stefan.
Riwayat hidup :
06 Juni 1942 Lahir di Karanglo
01 Agustus 1965 Masuk Novisiat Fransiskus di Cicurug – Bogor
02 Agustus 1966 Kaul Perdana di Cicurug – Bogor
08 Desember 1972 Kaul Kekal Jakarta
27 September 1973 Tahbisan Imamat di Katedral – Jakarta
04 September 2020 Meninggal dunia di Depok
Tugas dan karya :
1974 – 1977 Pelayanan Pastoral di Gamping – Yogyakarta
1977 – 1979 Pelayanan Pastoral di Depok
1979 – 1980 Pelayanan Pastoral di Pagal – Flores
1980 – 1986 Pastor Rekan di Paroki Hati Kudus – Kramat Raya – Jakarta
1986 – 1989 Pastor Rekan di Paroki Paskalis – cempaka Putih – Jakarta
1989 – 2002 Pastoral Rumah Sakit
2002 – 2005 Pastor Rekan di Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat – Cipanas
2005 – 2014 Pastoral Rumah Sakit
2014 – 2020 Menjalani Masa Pensiun di Kramat – Jakarta
Sonia Veronica/Yusti H. Wuarmanuk