HIDUPKATOLIK.COM-SABTU, 20/8/2020, menjadi hari yang penuh rahmat bagi segenap civitas akademi Sekolah Tinggi Katolik (STK) St.Yakobus Merauke di mana setelah melalui perjuangan panjang dan jatuh bangun akhirnya pembangunan gedung belajar dan beberapa sarana pendukung akhirnya diberkati dalam Misa syukur di kapel baru STK yang berada di lingkungan kampus di Jalan Misi, Kota Merauke.
Misa syukur dipimpin Pastor Hendrikus Kariwop, MSC selaku Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke (KAMe) dengan konselebran Pastor Agustinus Kia Wolomasi selaku ketua Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) Merauke dan diiringi oleh lantunan suara merdu koor Mahasiswa-mahasiswi STK.
Dalam kotbahnya Pastor Hengky, sapaannya, mengatakan mewakili uskup dengan penuh syukur mengucapkan selamat kepada ketua dan staf dosen yang telah merencanakan dan membangun gedung kampus dan kapela mulai dasar sampai finishing.
Perkembangan kampus diawali dari gedung yang sederhana. Mahasiswa yang sedikit dengan tenaga pengajar yang dipinjam, tetapi proses pembelajaran tetap berjalan sejak tahun 2002. Dari fisik gedung yang sederhana sampai gedung yang pantas dan layak merupakan langkah yang pantas disyukuri. Gedung ini menjadi lengkap karena ada tempat berdoa yaitu kapel. Artinya kalau ada tempat berdoa di dalam kampus mau mengingatkan kita bahwa tidak saja pembangunan fisik yang diperhatikan tetapi juga kehidupan rohani para dengan mencetak profil lulusan yang berdedikasi dan berintegrasi.
“Bangunan gedung perkuliahan dan kapela menjadi berarti kalau seluruh warga STK mendukung dan bersatu penuh perjuangan pengorbanan mempersiapkan sampai selesai. Pembinaan iman, ketrampilan rohani dan ketrampilan memimipin, kecerdasan intelektul juga perlu ditingkatkan,” ungkap Pastor Hengky.
Sementara itu, Ketua STK St. Yakobus Merauke Pastor Donatus Wea, dalam sambutannya bersyukur tiada hentinya. Menurutnya, dengan cara yang luar biasa, Tuhan menunjukkan jalan. Tuhan menjadi inisiator dan juga penyelenggara segala rencana dan semua aktivitas yang dijalankan di tempat ini baik yang sudah berlalu maupun yang akan dilewati besok dan seterusnya.
Pastor Donatus mengisahkan catatan historis tentang pembangunan gedung ini. Ia mengatakan, hari ini ada pemberkatan 4 unit gedung yaitu ruang kuliah, kapel, aula, dan unit sekertariat. Pembangunan gedung utama yang menjadi ruang kuliah itu mulai peletakkan batu pertama tahun 2014 dengan bantuan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik sebesar 150 juta untuk fondasi. Selebihnya para dosen dan staf dengan tiada hentinya “mencakar” sana sini sampai pada pengatapan.
“Uang minus, tetapi kalau mau ditinggalkan begitu saja mubazir apalagi wilayah Merauke ini penguapannya tinggi maka besi tidak dibungkus akan menjadi rusak. Demi menyelamatkan situasi saat itu, keuskupan berusaha agar gedung ini harus rampung,” ceritanya.
Uskup Emeritus KAMe, Mgr. Nikolaus Adi Saputra, MSC punya cara tersendiri menyelesaiakan bangunan ini. Awalnya ia memberi kesempatan dengan mengatakan, “kamu bisa dan harus berjuang. Bila nanti sudah tidak bisa saya akan menyokong karena keuskupan punya rencana-rencana strategis yang juga menyedot biaya yang begitu besar,” ungkap Pastor Donatus mengingat pesan Mgr. Adi Saputra.
Angin segar pun terhembus dan lagi-lagi tahun 2018 Bimas Katolik memberi bantuan dana sebesar 2,5 milyar. Memang selama ini terkatung katung bukan karena lembaga atau keuskupan tidak mampu membayar tetapi ada persoalan internal saat itu. Sekolah Tinggi Patoral diseluruh Indonesia menjadi korban perubahan regulasi dari pimpinan sebelumnya ke Presiden Jokowi bahwa setiap pelelangan di atas 100 juta harus di Jakarta sementara Dirjen Bimas Katolik tidak punya unit khusus untuk menangani itu.
Setiap tahun dana yang dikucurkan 3 milyar lalu akhir tahun dana itu hangus begitu saja. Begitu seterusnya di tahun berikutnya. Puji Tuhan lewat mantan Dirjen Bimas Katolik Bapak Eusebius Binsasi terobosan ini berhasil dan dengan begitu pencairan dana untuk sekolah tinggi berhasil.
Dengan berkat dari Bimas, kapel mulai dibangun lagi tahun 2019 dan tuntas 2020. Aula besar, yang sudah hampir rubuh mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah Merauke, dan ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum senilai 700 juta.
Perkantoran dan unit usaha dibangun 2019 sampai sekarang murni bantuan donatur. Dari semuanya itu, seperti ditekankan Pastor Hendry bahwa membuat kampus bukan menjadi sebuah kesombongan rohani tetapi kesempatan untuk memuliahkan martabat manusia. Maka itu, menjadi katekis hendaknya bukan suatu keterpaksaan karena di tempat lain sudah tidak laku. “Anda harus meliha tbahwa di sini Anda dipanggil secara khusus dan diterpa menjadi mitra kerja para imam di mana saja dan kapan saja. STK tidak punya uang, tetapi Tuhan mengetuk hati pemerintah, para donatur, Bimas Katolik, dan keuskupan hingga akhirnya kampus ini berdiri dengan gagah,” ungkap Pastor Hendry.
Yovita Helen (Merauke)