HIDUPKATOLIK.COM-USKUP Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC menahbiskan dua diakon menjadi imam yaitu Diakon Yohanes Tony Setyawan dan Diakon Stephanus Augusta Yudhiantoro.
Diakon Tony berasal dari Paroki St. Ignatius Cimahi, Keuskupan Bandung. Ia masuk Seminari Menengah Mertoyudan Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan Diakon Yudhi berasal dari Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu, Keuskupan Agung Jakarta. Ia pernah mengenyam pendidikan di Seminari Wacana Bakti dan SMA Kolese Gonzaga Jakarta.
Misa pentahbisan ini dilaksanakan secara live streaming lewat akun Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bandung di Aula Seminari Tinggi Fermentum, Bandung, Rabu, 12/8/2020. Dalam Misa yang memperhatikan protokol kesehatan ini, hadir juga sejumlah umam, kedua orangtua neomis, dan para frater seminari tinggi yang berperan sebagai petugas koor.
Dalam Misa ini, Mgr. Subianto didampingi oleh Rektor Seminari Tinggi Fermentum Pastor Bhanu Viktorahadi dan staf formator Seminari Tinggi Fermentum Pastor Albertus Herrynunug Fermentum.
Pastor Bhanu mengatakan dua imam ini sebelum ditahbiskan tentu telah melewati proses yang panjang. Mereka melewati ragam proses bahkan sampai pihak pimpinan bertanya tentang kesanggupan mereka. Tidak saja itu, para formator telah meminta sejumlah kesaksian dari umat beriman dan orang-orang yang mengenal dekat dua imam ini. “Kami telah bertanya kepada umat beriman dan orang-orang yang mengenal para calon dengan baik. Berdasarkan kesaksian dan pendapat mereka, kami tegaskan bahwa kedua calon ini layak ditahbiskan,” ujar Pastor Bhanu.
Sementara itu, dalam pesan kotbahnya, Mgr. Subianto menjelaskan bahwa “memilih” dua calon ini hendak menegaskan bahwa Roh Kudus ikut bekerja dalam kebenaran. Roh Kudus seakan menjadi saksi bagi mereka dalam menempuh panggilan sampai menjadi imam.
Tanpa saksi, kata Uskup Bandung ini, kebenaran bisa disangsikan. Saksi bisa bermacam-macam bisa secara fisik, saksi mata dalam bentuk orang, tempat kejadian, dan sebagainya. “Banyak saksi telah bersama dua calon imam ini memberi kesaksian yang tidak diragukan tentang mereka. Akhirnya Allah yang memanggil, Ia pula yang memilih mereka menjadi pekerja di ladang Tuhan,” sebut Mgr. Subianto.
Kepada dua imam yang sudah ditahbiskan, Mgr. Subianto mengharapkan agar dua imam ini tidak saja tampil gagah saat tahbisan. Tampil bersih, menarik, gagah, dan menawan saat ditahbiskan tetapi setelah itu tidak lagi. Imam itu dituntut untuk setiap hari harus menawan dan menarik agar bisa mengambil hati umat.
Menarik dan menawan harus secara fisik dan juga tampil menarik sebagai saksi bagi umat lain. Kalau tidak menarik, katanya, umat akan cepat merasa bosan dengan kehadirannya. “Imam juga harus bersih dari setiap kemungkinan dosa. Dengan tubuh dan jiwa yang bersih, Anda bisa melayani dengan ikhlas.”
Yusti H. Wuarmanuk