HIDUPKATOLIK.COM— Operasi pemisahan bayi kembar siam tidak selalu menuai kesuksesan. Butuh kecekatan dan kecermatan dalam tindak operasi ini. Di Roma, melalui tiga tindak operasi dan ratusan jam kerja bayi kembar siam berusia dua tahun asal Republik Afrika Tengah, Ervina dan Prefina berhasil dipisahkan di RS Kepausan Anak di Roma.
Keadaan kembar siam dua batita ini menunjukkan kondisi penggabungan tengkorak. Oleh para dokter RS Anak Bambino Gesu milik Vatikan ini disebut sebagai salah satu bentuk fusi kranial dan serebral yang paling langka dan kompleks. Proses pemisahan ini memakan waktu sekitar 18 jam dengan melibatkan sebanyak 30 spesialis. Diketahui,operasi selesai sebulan lalu pada tanggal 5 Juni. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa kedua anak perempuan dalam kondisi baik. Mereka diharapkan dapat mencapai tahap pemulihan penuh, meskipun risikio infeksi masih membayangi. Guna mencegah kerusakan pada tengkorak mereka, kedua batita harus mengenakan helm khusus selama beberapa bulan
Si kembar lahir pada tanggal 29 Juni 2018, di Mbaiki, sebuah kota kecil di Republik Afrika Tengah. Ketika mereka cukup stabil untuk melakukan perjalanan, mereka dipindahkan ke ibukota, Bangui, tempat mereka dirawat di rumah sakit yang dibangun dengan bantuan Bambino Gesu. Proyek kesehatan ini dimulai setelah Paus Fransiskus mengunjungi negara yang dilanda perang pada 2015 silam.
Di Bangui, mereka bertemu dengan Direktur Bambino Gesu, Mariella Enoc. Mariellalah yang membuat keputusan untuk memindahkan batita kembar ini ke Roma untuk melihat apakah pemisahan tengkorak ini mungkin terjadi. Untuk menjajali harapan tersebut sebuah gugus tugas khusus dibentuk. Tes menunjukkan si kembar secara umum dalam kesehatan yang baik, tetapi hati salah seorang dari mereka bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan fisiologis organ-organ keduanya, termasuk otak.
RS ini juga menjelaskan kedua batita memiliki kepribadian berbeda. Prefina bersikap lincah dan menyenangkan, sedangkan Ervina lebih serius dan cenderung diam-diam mengamati sekelilingnya. Tim spesialis termasuk ahli bedah saraf, ahli anestesi, ahli saraf-radiologi, ahli bedah plastik, dan ahli fisioterapi bekerja memisahkan tulang tengkorak. Tim ini sepakat bahwa tantangan yang paling rumit ialah memisahkan jaringan pembuluh darah bersama yang membawa darah dari otak kedua batita itu ke hati mereka adalah yang tersulit.
Dua operasi pertama terjadi pada 2019. Operasi ini bertujuan untuk menciptakan jaringan pembuluh darah independen untuk masing-masing dari mereka. Lalu dilanjutkan dengan operasi terakhir untuk menyelesaikan pemisahan. “Ini adalah momen yang berharga. Pengalaman yang fantastis dan tidak dapat diulang,” ujar Kepala Bedah Saraf Bambino Gesu, Dr. Carlo Marras, dan kepala tim yang memisahkan si kembar. “Ini adalah tujuan yang sangat ambisius dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencapainya, dengan semangat, optimisme dan sukacita. Dengan berbagi setiap langkah, pelajari setiap detail secara bersamaan, ”katanya.
Ketika si kembar merayakan ulang tahun kedua pada tanggal 29 Juni 2020, mereka sudah dapat saling memandang untuk pertama kalinya. Saat itu, sang ibu, Ermine memegang kedua lengan mereka selama pesta kecil yang diadakan rumah sakit.
Keberhasilan operasi ini diumumkan di Roma saat konferensi pers. Mereka tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. “Ervina dan Prefina dilahirkan dua kali. Jika kami tinggal di Afrika, saya tidak tahu nasib apa yang akan mereka alami,” tutur Ermine. “Sekarang setelah mereka terpisah dan baik-baik saja, saya ingin mereka dibaptiskan oleh Paus Fransiskus yang selalu merawat anak-anak Bangui. Anak kecil saya sekarang dapat tumbuh, belajar, dan menjadi dokter untuk menyelamatkan anak-anak lain,” tandasnya.